Ini Rekomendasi Tim Anti Mafia Migas soal Petral
A
A
A
JAKARTA - Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) atau tim anti mafia migas akhirnya mengungkap rekomendasi yang disampaikan terhadap pemerintah terkait PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral).
Mereka mengindikasi ada kejanggalan dan kekuatan tersembunyi dalam proses tender yang dilakukan anak usaha PT Pertamina Tbk tersebut.
Ketua Tim RTKM Faisal Basri mengatakan, kejanggalan dalam Petral termasuk kebocoran informasi mengenai spesifikasi produk dan owner estimate sebelum tender di Petral berlangsung.
Sebab itu, pihaknya merekomendasikan beberapa hal yang harus menjadi catatan penting untuk diperhatikan.
"Kami akan menata ulang seluruh proses, kewenangan penjualan, pengadaan minyak mentah dan BBM. Itu yang utama," ujar Faisal Basri, di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Dia mengatakan, tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM tidak lagi dilakukan oleh Petral, melainkan dilakukan oleh ISC (Integrated Supply Chain) Pertamina.
Selain itu, Faisal merekomendasikan perombakan seluruh struktur manajemen Petral dengan maksud membenahi intern Petral.
"Kami akan mengganti secepatnya manajemen Petral dan ISC dari tingkat pimpinan tertinggi hingga manajer," katanya.
"Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan roadmap menuju world class oil trading company oleh manajamen baru Petral, serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan," jelas Faisal.
Terakhir, Faisal meminta dilakukan audit forensik agar segala proses yang terjadi di Petral menjadi terang.
Audit ini nantinya diharapkan dapat dilakukan oleh institusi audit yang kompeten di Indonesia, dan memiliki jangkauan kerja ke Singapura serta negara terkait lainnya.
"Hasil audit forensik bisa dijadikan sebagai pintu masuk membongkar potensi pidana, khususnya membongkar praktir mafia migas," tandasnya.
Mereka mengindikasi ada kejanggalan dan kekuatan tersembunyi dalam proses tender yang dilakukan anak usaha PT Pertamina Tbk tersebut.
Ketua Tim RTKM Faisal Basri mengatakan, kejanggalan dalam Petral termasuk kebocoran informasi mengenai spesifikasi produk dan owner estimate sebelum tender di Petral berlangsung.
Sebab itu, pihaknya merekomendasikan beberapa hal yang harus menjadi catatan penting untuk diperhatikan.
"Kami akan menata ulang seluruh proses, kewenangan penjualan, pengadaan minyak mentah dan BBM. Itu yang utama," ujar Faisal Basri, di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Dia mengatakan, tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM tidak lagi dilakukan oleh Petral, melainkan dilakukan oleh ISC (Integrated Supply Chain) Pertamina.
Selain itu, Faisal merekomendasikan perombakan seluruh struktur manajemen Petral dengan maksud membenahi intern Petral.
"Kami akan mengganti secepatnya manajemen Petral dan ISC dari tingkat pimpinan tertinggi hingga manajer," katanya.
"Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan roadmap menuju world class oil trading company oleh manajamen baru Petral, serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan," jelas Faisal.
Terakhir, Faisal meminta dilakukan audit forensik agar segala proses yang terjadi di Petral menjadi terang.
Audit ini nantinya diharapkan dapat dilakukan oleh institusi audit yang kompeten di Indonesia, dan memiliki jangkauan kerja ke Singapura serta negara terkait lainnya.
"Hasil audit forensik bisa dijadikan sebagai pintu masuk membongkar potensi pidana, khususnya membongkar praktir mafia migas," tandasnya.
(dmd)