Minyak Menuju Penurunan Terbesar Sejak 2008
A
A
A
SINGAPURA - Minyak mentah global menuju penurunan tahunan terbesar sejak krisis keuangan global pada 2008 dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang tetap mempertahankan pangsa pasar di tengah membanjirnya pasokan.
Kontrak berjangka (futures) turun 1,1% di New York, membawa koreksi tahun ini menjadi 45%. Menurut Citigroup Inc, panduan Amerika Serikat (AS) memungkinkan penjualan minyak ultralight ke luar negeri tanpa persetujuan pemerintah dapat meningkatkan kapasitas ekspor negara itu dan memukul rencana Arab Saudi untuk membatasi pasokan Amerika.
Pasokan minyak mentah AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade. Koreksi harga minyak telah mengguncang pasar, mulai mata uang rubel Rusia hingga naira Nigeria dan menekan anggaran pemerintah di negara-negara produsen minyak, termasuk Venezuela dan Ekuador.
Hal itu juga mendorong cadangan minyak mentah darurat di China dan membantu memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) di India dan Indonesia. OPEC telah mengisyaratkan tidak akan memotong pasokan untuk mempengaruhi harga di tengah membanjirnya pasokan.
"Untuk tahun ini, faktor terbesar menurunnya harga minyak adalah meningkatnya produksi minyak AS, diikuti perang harga," kata analis komoditas di Samsung Futures IncHong Sung Ki seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (31/12/2014).
Menurut dia, AS kemungkinan hanya akan membatasi produksi untuk mendorong naiknya harga minyak, tidak ada yang lain, sehingga akan melihat berlanjutnya penurunan harga.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari turun 57 sen menjadi USD53,55 per barel dan berada di USD53,69 pada pukul 09.11 pagi waktu Singapura.
Kontrak naik 51 sen menjadi USD54,12 kemarin, naik kali pertama dalam empat hari terakhir. Total volume sekitar 82% di bawah rata-rata 100 hari.
Sementara minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari turun 55 sen atau 1% menjadi USD57,35 per barel. Harga turun 48% sepanjang tahun ini. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,75.
Kontrak berjangka (futures) turun 1,1% di New York, membawa koreksi tahun ini menjadi 45%. Menurut Citigroup Inc, panduan Amerika Serikat (AS) memungkinkan penjualan minyak ultralight ke luar negeri tanpa persetujuan pemerintah dapat meningkatkan kapasitas ekspor negara itu dan memukul rencana Arab Saudi untuk membatasi pasokan Amerika.
Pasokan minyak mentah AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade. Koreksi harga minyak telah mengguncang pasar, mulai mata uang rubel Rusia hingga naira Nigeria dan menekan anggaran pemerintah di negara-negara produsen minyak, termasuk Venezuela dan Ekuador.
Hal itu juga mendorong cadangan minyak mentah darurat di China dan membantu memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) di India dan Indonesia. OPEC telah mengisyaratkan tidak akan memotong pasokan untuk mempengaruhi harga di tengah membanjirnya pasokan.
"Untuk tahun ini, faktor terbesar menurunnya harga minyak adalah meningkatnya produksi minyak AS, diikuti perang harga," kata analis komoditas di Samsung Futures IncHong Sung Ki seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (31/12/2014).
Menurut dia, AS kemungkinan hanya akan membatasi produksi untuk mendorong naiknya harga minyak, tidak ada yang lain, sehingga akan melihat berlanjutnya penurunan harga.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari turun 57 sen menjadi USD53,55 per barel dan berada di USD53,69 pada pukul 09.11 pagi waktu Singapura.
Kontrak naik 51 sen menjadi USD54,12 kemarin, naik kali pertama dalam empat hari terakhir. Total volume sekitar 82% di bawah rata-rata 100 hari.
Sementara minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari turun 55 sen atau 1% menjadi USD57,35 per barel. Harga turun 48% sepanjang tahun ini. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,75.
(rna)