Konsumsi Gas PLN Lampaui Target
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) menyatakan realisasi konsumsi gas pada pembangkit listrik sepanjang 2014 mencapai 445 terra British thermal unit (TBTU). Angka itu melampaui target yang telah ditetapkan perusahaan sebesar 431 TBTU.
“Tahun lalu banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang mengalami gangguan sehingga operasional pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dimaksimalkan,” tutur Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta kemarin. Peningkatan konsumsi gas juga diikuti kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit yang diperkirakan melampaui target yang ditetapkan sebesar 6,4 juta kiloliter (kl).
Namun, PLN berharap konsumsi BBM pembangkit listrik PLN tidak sampai 7 juta kl. “Salah satu konsumsi BBM terbesar berasal dari Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang mencakup Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam,” paparnya. Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan PLN Nasri Sebayang menambahkan, konsumsi BBM pembangkit saat ini terbesar di Sumatera, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatera Utara.
Dari total alokasi sebesar 3,5 juta kl sepanjang 2014, sebanyak 2,7 juta kl sudah terserap hingga sembilan bulan pada 2014. Adapun bauran energi subsistem Sumbagut untuk BBM hingga sembilan bulan 2014 mencapai 66,49% yang mencakup marine fuel oil (MFO) 8,91% dan high speed diesel (HSD) sebesar 57,58%. Sisanya berasal dari pembangkit tenaga air 22,16%, batu bara 9,21%, panas bumi 0,08%, biomass 1,59%, dan gas sebesar 0,48%.
“Untuk tahun 2015 PLN memproyeksikan konsumsi BBM pembangkit listrik mencapai 5,77 juta kl turun dari target tahun lalu sebesar 6,4 juta kl. Pasalnya, sebagian energi pembangkit listrik PLN sudah dialihkan ke gas,” tutur Nasri. Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PLN 2015, konsumsi BBM diprediksikan 5,77 juta kl, gas 475.891 BBTU, dan batu bara 56,57 juta ton.
Hingga kini pasokan BBM untuk energi pembangkit PLN berasal PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Kutilang Paksi Mas (KPM). Di sisi lain, PLN juga telah melakukan tender pengadaan bahan bakar nabati (BBN) jenis pure palm oil (PPO) untuk memenuhi operasi pembangkit 2014-2016 sebesar 240 juta ton.
Tender akan dibagi tiga paket/ kluster, yakni kluster Sumatera, kluster Kaltimra, dan kluster Kalselteng. Perseroan telah menganggarkan Rp1,92 triliun untuk pembelian BBN jenis PPO. Nantinya, BBN itu akan dicampur dengan BBM berupa 80% PPO, 20% HSD atau 60% PPO, 40% HSD. Kebutuhan BBN itu dialokasikan untuk wilayah Sumatera dengan lokasi tersebar sebanyak 9.496.224 ton, wilayah Kaltimra dengan estimasi volume kontrak 203.580.000 ton, dan Kalsel dan Kalteng sebanyak 28.971.000 ton.
Nanang wijayanto
“Tahun lalu banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang mengalami gangguan sehingga operasional pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dimaksimalkan,” tutur Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta kemarin. Peningkatan konsumsi gas juga diikuti kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit yang diperkirakan melampaui target yang ditetapkan sebesar 6,4 juta kiloliter (kl).
Namun, PLN berharap konsumsi BBM pembangkit listrik PLN tidak sampai 7 juta kl. “Salah satu konsumsi BBM terbesar berasal dari Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang mencakup Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam,” paparnya. Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan PLN Nasri Sebayang menambahkan, konsumsi BBM pembangkit saat ini terbesar di Sumatera, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatera Utara.
Dari total alokasi sebesar 3,5 juta kl sepanjang 2014, sebanyak 2,7 juta kl sudah terserap hingga sembilan bulan pada 2014. Adapun bauran energi subsistem Sumbagut untuk BBM hingga sembilan bulan 2014 mencapai 66,49% yang mencakup marine fuel oil (MFO) 8,91% dan high speed diesel (HSD) sebesar 57,58%. Sisanya berasal dari pembangkit tenaga air 22,16%, batu bara 9,21%, panas bumi 0,08%, biomass 1,59%, dan gas sebesar 0,48%.
“Untuk tahun 2015 PLN memproyeksikan konsumsi BBM pembangkit listrik mencapai 5,77 juta kl turun dari target tahun lalu sebesar 6,4 juta kl. Pasalnya, sebagian energi pembangkit listrik PLN sudah dialihkan ke gas,” tutur Nasri. Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PLN 2015, konsumsi BBM diprediksikan 5,77 juta kl, gas 475.891 BBTU, dan batu bara 56,57 juta ton.
Hingga kini pasokan BBM untuk energi pembangkit PLN berasal PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Kutilang Paksi Mas (KPM). Di sisi lain, PLN juga telah melakukan tender pengadaan bahan bakar nabati (BBN) jenis pure palm oil (PPO) untuk memenuhi operasi pembangkit 2014-2016 sebesar 240 juta ton.
Tender akan dibagi tiga paket/ kluster, yakni kluster Sumatera, kluster Kaltimra, dan kluster Kalselteng. Perseroan telah menganggarkan Rp1,92 triliun untuk pembelian BBN jenis PPO. Nantinya, BBN itu akan dicampur dengan BBM berupa 80% PPO, 20% HSD atau 60% PPO, 40% HSD. Kebutuhan BBN itu dialokasikan untuk wilayah Sumatera dengan lokasi tersebar sebanyak 9.496.224 ton, wilayah Kaltimra dengan estimasi volume kontrak 203.580.000 ton, dan Kalsel dan Kalteng sebanyak 28.971.000 ton.
Nanang wijayanto
(bbg)