Industri Percetakan Keluhkan Kenaikan Tarif Listrik

Selasa, 06 Januari 2015 - 02:02 WIB
Industri Percetakan Keluhkan Kenaikan Tarif Listrik
Industri Percetakan Keluhkan Kenaikan Tarif Listrik
A A A
PALEMBANG - Pelaku industri percetakan di Palembang, Sumatera Selatan mengeluhkan penetapan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 2015.

Manager Operasional Cabe Rawit Copy & Printing Palembang, Yanti mengatakan, kenaikan TDL sangat memberatkan ongkos produksi percetakan. Kebutuhan listrik untuk industri digital printing sangat besar, mencapai 75% dari keseluruhan biaya operasional, mengingat kapasitas listriknya mencapai 2.200 watt.

“Ongkos produksi bisa naik sampai 20%. Jelas ini akan berpengaruh pada omzet secara umum,” keluhnya, Senin (5/1/2015).

Saat ini, pihaknya belum melakukan penyesuaian harga bagi konsumen. Sebab masih harus menghitung kembali biaya yang masuk dan keluar dengan lebih rinci. Terlebih, daya beli masyarakat turut berdampak pada kondisi naiknya barang-barang di pasaran.

“Saya rasa tidak perlu ada kepanikan. Untung dalam bisnis memang harus dicari, tapi tetap harus dilihat kondisi market,” ujarnya.

Untuk itu, penyesuaian harga akan dilakukan apabila kondisi perekonomian tidak membaik. Terlebih, bahan baku produksi dari waktu ke waktu meroket.

“Ada rencana ke arah itu (naikkan harga), karena mau bagaimana lagi. Saat semua naik, tentu kami harus menyesuaikan diri dan tidak khawatir permintaan akan menurun. Sebab, kebutuhan cetak konsumen ada masanya. Semoga saja perekonomian kita semakin baik,” ujar Yanti.

Hal senada disampaiikan Manager Operasional MS Advertising (CV Megah Sentosa) Palembang Arifin. Dia mengungkapkan, kenaikan TDL akan berpengaruh pada ongkos produksi perusahaan hingga 15%.

“Pengaruhnya 15% secara global operasional kita. Apalagi bahan-bahan baku saat ini juga sudah banyak yang naik,” kata Arifin.

Namun, pihaknya belum bisa menaikkan harga. Selain karena persaingan industri yang ketat, daya beli pasar juga masih sangat kurang.

“Kita masih pakai harga lama. Untuk pembuatan banner, misalnya, saat ini masih Rp20.000 per meter,” ungkapnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5208 seconds (0.1#10.140)