OJK Berharap Tekanan Likuiditas Perbankan Berkurang

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:21 WIB
OJK Berharap Tekanan Likuiditas Perbankan Berkurang
OJK Berharap Tekanan Likuiditas Perbankan Berkurang
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dapat membawa pengaruh positif bagi sektor perbankan, khususnya terhadap tekanan likuiditas bisa berkurang.

“Penurunan premium kepada masyarakat akan membawa dampak positif dan kita sangat berharap agar ada ruangan yang lebih besar untuk tahun ini, sehingga dengan demikian pertumbuhan keketatan likuiditas dan lainnya dapat segera diselesaikan,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad seusai kegiatan ramah-tamah anggota dewan komisioner OJK dengan pimpinan dan asosiasi industri keuangan di Jakarta kemarin.

Bukan hanya itu, pertumbuhan kredit diharapkan juga akan meningkat dari rencana bisnis yang disampaikan perbankan Indonesia, di mana tahun ini perbankan nasional menargetkan kredit naik sekitar 16%. “Menurut saya, itu angka yang lebih tinggi dari 2014, sehingga dengan demikian mudah- mudahan ruang gerak di 2015 lebih besar. Walaupun kita juga menyadari situasi ekonomi global, menurut saya tetap saja dinamis,” ungkap dia.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah menambahkan, kebijakan pemerintah menurunkan harga premium tersebut akan membuat stabilitas sistem keuangan lebih longgar. “Kebijakan pemerintah yang baru ini menunjukkan dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi kita lebih sehat dilandasi dengan kebijakan yang rasional,” ujar Halim.

Menurut Halim, kebijakan ini akan membuat kepercayaan pasar akan lebih baik. Minimal, lanjutnya, dengan adanya penghapusan subsidi dan penggunaan subsidi tetap itu akan tersedia pengeluaran pemerintah cukup besar, minimal Rp200 triliun. “Kalau angka-angka ini bisa dikeluarkan, tentu ini dari sisi perbankan akan ada tambahan likuiditas, sehingga likuiditas lebih longgar dibandingkan tahun 2013-2014 ini,” tukasnya.

Begitu juga dengan kredit, apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia terdorong akibat dari adanya ekspansi pemerintah, maka kemungkinan akan mencapai batas atas. “Jadi kisaran kredit sekitar 14-15% itu mudah-mudahan lebih optimistis,” kata Halim.

Kunthi fahmar sandy
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7560 seconds (0.1#10.140)