XL Proyeksi Capex Tahun Ini Turun

Rabu, 07 Januari 2015 - 17:15 WIB
XL Proyeksi Capex Tahun...
XL Proyeksi Capex Tahun Ini Turun
A A A
JAKARTA - Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (EXCL) Husnul Suhaimi memproyeksikan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp7 triliun. Jumlah itu turun dibanding tahun lalu senilai Rp8 triliun.

"Tergantung kondisi pasar, di perkirakan sekitar Rp6-7 triliun. Mayoritas untuk membangun jaringan. Utamanya untuk jaringan 3G, jaringan 4G hanya sebagian, dan 2G sebagai pelengkap," ujarnya kepada Sindonews, belum lama ini.

Untuk pengembangan jaringan 4G sudah direncanakan sejak dua tahun lalu. Tahun ini mempersiapkan jalur transmisi LTE berupa network, sisi frekuensi, capability internal, dan sisi bisnis.

Sementara pada tahun lalu, perseroan menjual beberapa menara telekomunikasinya untuk memenuhi dana belanja modal 2014 sebesar Rp8 triliun.

General Manager Corporate Relation XL Tri Wahyuningsih mengungkapkan, capex tersebut digunakan untuk membangun jaringan. Dananya paling banyak diperoleh dari pinjaman perbankan, sisanya dari kas internal.

"Dana capex untuk membangun dan mengembangkan jaringan 3G dan 4G. Kemarin kita jual tower Rp5,6 triliun untuk menutupi Rp8 triliun itu," ujarnya di Gedung Graha XL, Jakarta, Rabu (7/1/2015).

Dia menjelaskan, penjualan menara tersebut dilakukan melalui tender, yang dilakukan pada bulan oktober dan pemenang tendernya pada November, sehingga baru tuntas transaksinya pada Desember.

Selain itu, penggunaan dana paling besar dialokasikan untuk mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia.

"Kita gunakan capex untuk operasional perusahaan, cost kita paling besar untuk akuisisi Axis sebesar USD865 juta," jelasnya.

XL menjual sebanyak 3.000 menara, tetapi menyewa balik (listback) terhadap semua menara tersebut. Jadi, secara keseluruhan penggunaan menara tidak berkurang.

"Jadi kita jual 3.000 tower, sisa 5.000-an, kita sendiri ada 8.000 tower. Dijual ke pihak ketiga tetapi tetep listback. Kita sewa balik, kita jual tapi kita sewa lagi. Jumlah tetap 8.000. Mengelola tower mahal banget, jadi itu efisiensi ," pungkasnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6292 seconds (0.1#10.140)