Utang Jatuh Tempo XL Tahun Ini Rp4 T
Utang Jatuh Tempo XL Tahun Ini Rp4 T
A
A
A
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) pada tahun ini masih memiliki utang jatuh tempo sebesar Rp4 triliun.
Head of Investor Relations PT XL Axiata Feiruz Ikhwan menjelaskan, perusahaan telah membayarkan utang jatuh tempo pada kuartal I tahun ini sebesar Rp400 miliar.
"Utang jatuh tempo 2015 diperkirakan hampir sekitar Rp4 triliun, dalam pembayaran utang kita akan coba lihat beberapa opsi. Kalau tahun kemarin, dari penjualan menara. Tapi tidak ada tanda-tanda kearah sana tahun ini. Namun 2015 sepertinya lebih banyak dari pinjaman bank," ujarnya di Gedung Graha XL, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Dia menjelaskan, kemungkinan pinjaman perbankan masih akan menggunakan bank dalam negeri maupun luar negeri.
"Kemungkinan bank yang sama atau tidak, memang masih belum ditentukan. Tetapi, biasanya kalaupun sama karena melihat dari rate bank tersebut bagus atau tidak," jelas Feirus.
Selain itu, pihaknya belum memiliki rencana mengeluarkan surat utang (obligasi) untuk mendapatkan pinjaman.
"Masih belum memiliki tujuan untuk ke arah sana. Kita lihat sejauh ini belum ada rencana bond, tetapi kemungkinan hasil Rp5,6 triliun dari penjualan menara kepada PT Solusi Tunas. Sebagian digunakan untuk pembayaran utang jatuh tempo 2015 dan operasional perusahaan 2015," pungkasnya.
Head of Investor Relations PT XL Axiata Feiruz Ikhwan menjelaskan, perusahaan telah membayarkan utang jatuh tempo pada kuartal I tahun ini sebesar Rp400 miliar.
"Utang jatuh tempo 2015 diperkirakan hampir sekitar Rp4 triliun, dalam pembayaran utang kita akan coba lihat beberapa opsi. Kalau tahun kemarin, dari penjualan menara. Tapi tidak ada tanda-tanda kearah sana tahun ini. Namun 2015 sepertinya lebih banyak dari pinjaman bank," ujarnya di Gedung Graha XL, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Dia menjelaskan, kemungkinan pinjaman perbankan masih akan menggunakan bank dalam negeri maupun luar negeri.
"Kemungkinan bank yang sama atau tidak, memang masih belum ditentukan. Tetapi, biasanya kalaupun sama karena melihat dari rate bank tersebut bagus atau tidak," jelas Feirus.
Selain itu, pihaknya belum memiliki rencana mengeluarkan surat utang (obligasi) untuk mendapatkan pinjaman.
"Masih belum memiliki tujuan untuk ke arah sana. Kita lihat sejauh ini belum ada rencana bond, tetapi kemungkinan hasil Rp5,6 triliun dari penjualan menara kepada PT Solusi Tunas. Sebagian digunakan untuk pembayaran utang jatuh tempo 2015 dan operasional perusahaan 2015," pungkasnya.
(izz)
Explore More