Sejumlah Hotel di Jabar mulai Lakukan PHK

Rabu, 07 Januari 2015 - 20:10 WIB
Sejumlah Hotel di Jabar...
Sejumlah Hotel di Jabar mulai Lakukan PHK
A A A
BANDUNG - Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang berbarengan dengan lonjakan harga elpiji 12 kg membuat pelaku usaha perhotelan kelimpungan. Situasi ini membuat sejumlah hotel di Jawa Barat (Jabar) terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) Jabar, Herman Muchtar mengungkapkan, PHK dilakukan demi efisiensi akibat anjloknya tingkat isian kamar atau okupansi hotel, di samping membengkaknya biaya operasional akibat kenaikan beberapa komponen, seperti TDL dan elpiji.

"Kontribusi elpiji dan TDL memang hanya sekitar 10% dari biaya operasional perhotelan, namun kenaikan harga kedua komoditas energi tersebut semakin memukul industri perhotelan Jabar," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (7/1/2015).

Bagi pelaku bisnis hotel, kata Herman, dampak terbesar datang dari kenaikan TDL, sedangkan dampak elpiji lebih besar bagi pelaku usaha kuliner. Kenaikan harga keduanya yang terjadi saat okupansi anjlok, membuat beban industri perhotelan semakin besar.

"Belum lagi pendapatan dari bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) juga anjlok karena adanya larangan bagi instansi pemerintah menggelar rapat di hotel. Mau tak mau beberapa pelaku industri hotel di Jabar melakukan PHK sejak awal tahun ini," bebernya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di wilayah tersebut secara rata-rata pada November 2014 sebesar 44,75%. Angka ini naik 1,15 poin dibandingkan Oktober 2014 yang tercatat sebesar 43,60%.

"Biasanya okupansi hotel di Jabar pada November dan Desember itu 80%. Ini parah. Januari ini kemungkinan okupansi hotel di Jabar tidak jauh dari 30%," katanya.

Dia berharap kebijakan pemerintah yang menambah anggaran promosi pariwisata dari Rp250 miliar menjadi Rp1,2 triliun bisa membantu mendongkrak okupansi hotel dan menyelamatkan industri ini.

Hal senada disampaikan Public Relation Hotel Grand Aquila, Susanti Jaya. Dia mengatakan, akibat kenaikan TDL secara berturut-turut dalam enam bulan terakhir biaya operasional hotel naik hingga 30%.

"Kenaikan TDL bulan ini membuat biaya listrik naik hingga 11% dibanding sebelumnya. Untuk mengimbangi kenaikan tersebut kami akan melakukan peningkatan penjualan fasilitas dan efisiensi penggunaan listrik," ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6460 seconds (0.1#10.140)