Perekonomian Indonesia Akan Hadapi Empat Risiko
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengakui, perekonomian dan sistem keuangan Indonesia ke depan akan dihadapkan oleh empat risiko utama.
Pertama, normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Kedua, potensi risiko likuiditas yang masih tinggi.
Ketiga, berlanjutnya penurunan harga-harga komoditas dan terakhir meningkatnya kerawanan eksternal akibat kembali naiknya rasio utang luar negeri.
"Melihat tantangan tersebut, Bank Indonesia menyusun stress scenario secara komprehensif, baik dari sisi suku bunga, nilai tukar dan variabel makro lainnya," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dalam rilisnya di Jakarta, Senin (12/1/2015).
Dia menambahkan, Bank Indonesia juga melakukan pengukuran stress scenario likuiditas dan interbank secara seksama. BI melakukan stress test secara reguler untuk mengetahui daya tahan sistem keuangan Indonesia dalam menghadapi berbagai risiko yang mengancam dari waktu ke waktu.
Hasil stress test Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa sistem keuangan Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi risiko kredit dan risiko pasar, seperti suku bunga, nilai tukar dan harga surat berharga negara (SBN).
“Stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, baik dari sisi perbankan, korporasi maupun rumah tangga,” ujar dia.
Pertama, normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Kedua, potensi risiko likuiditas yang masih tinggi.
Ketiga, berlanjutnya penurunan harga-harga komoditas dan terakhir meningkatnya kerawanan eksternal akibat kembali naiknya rasio utang luar negeri.
"Melihat tantangan tersebut, Bank Indonesia menyusun stress scenario secara komprehensif, baik dari sisi suku bunga, nilai tukar dan variabel makro lainnya," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dalam rilisnya di Jakarta, Senin (12/1/2015).
Dia menambahkan, Bank Indonesia juga melakukan pengukuran stress scenario likuiditas dan interbank secara seksama. BI melakukan stress test secara reguler untuk mengetahui daya tahan sistem keuangan Indonesia dalam menghadapi berbagai risiko yang mengancam dari waktu ke waktu.
Hasil stress test Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa sistem keuangan Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi risiko kredit dan risiko pasar, seperti suku bunga, nilai tukar dan harga surat berharga negara (SBN).
“Stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, baik dari sisi perbankan, korporasi maupun rumah tangga,” ujar dia.
(rna)