Hunian di Luar Negeri Masih Diburu

Rabu, 14 Januari 2015 - 13:30 WIB
Hunian di Luar Negeri Masih Diburu
Hunian di Luar Negeri Masih Diburu
A A A
Hunian yang menjadi primadona di seluruh dunia tetap menjadi pilihan paling utama para investor, khususnya investor Indonesia. Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat menjadi negara-negara yang paling diburu.

Memang bukan hal baru bila orang-orang berduit atau kalangan elite di Indonesia menyimpan uang mereka dengan cara berinvestasi properti di luar negeri. Sejak beberapa tahun belakangan, kalangan menengah-atas ini kebanyakan memburu jenis properti berupa hunian atau apartemen di mancanegara. Alasan mereka, kata pengamat properti Savills PCI Anton Sitorus, tentu beragam.

Mulai dari keperluan bisnis, investasi untuk memutar uang, demi kepentingan pendidikan anak yang mungkin membutuhkan tempat tinggal di luar negeri, atau malah sekadar prestise. Properti jenis hunian dan apartemen, menurut Anton, akan selalu menjadi primadona sekaligus tren paling depan di seluruh dunia. Properti tersebut bisa dipergunakan setiap saat jika diperlukan.

Negara yang menjadi buruan investasi kaum elite Indonesia itu di antaranya memang keempat negara yang sudah disebutkan di atas. Anton menambahkan, properti jenis hunian atau apartemen juga bisa dijadikan “ladang” untuk menambah pundi-pundi keuangan lewat keuntungan yang dihasilkan. Investasi di luar negeri bakal memberikan untung yang berkali-kali lipat lebih besar dari harga aslinya.

Misalnya, kata Head of Strategic Consulting Jones Lang LaSalle Vivin Harsanto, Singapura dikenal memiliki recurring income dan sewa yang cukup baik. “Dan lagi biasanya kalangan menengah atas Indonesia berinvestasi di luar negeri sebagai diversifikasi investasi. Harga properti di Indonesia yang terus melejit membuat para investor membidik luar negeri,” ungkapnya.

Sementara itu, CEO Leads Property Hendra Hartono mengatakan, sekalipun harga properti di Singapura jauh lebih mahal daripada Indonesia, negara tersebut tetap menjadi lokasi favorit berinvestasi properti bagi orang Indonesia karena stabilitas ekonominya yang stabil. “Inflasi atau suku bunga yang ditawarkan di luar negeri juga cukup rendah sehingga mendorong kaum elite ini untuk membenamkan investasi mereka di sana,” imbuh Anton.

“Di Singapura bunga bank hanya 1-2% per tahun. Sedangkan di Indonesia mencapai 10-13% per tahun,” timpal Hendra. Anton menambahkan, kualitas dan jaminan legalitas di Singapura juga cukup baik, terlebih untuk para investor asing. Berdasarkan data Far East Organization, salah satu pengembang terbesar di Singapura, pembeli asal Indonesia termasuk dalam tiga pembeli asing teratas yang membeli properti di Singapura.

Sebagian besar membeli properti pada kisaran USD1,2-4,2 juta per unit. Berdasarkan data Urban Redevelopment Authority of Singapore, lebih dari 1.706 orang Indonesia telah membeli rumah-rumah pribadi di Singapura. Rata-rata mereka membeli unit dengan harga di atas USD1,2 juta dan sebanyak 35% memilih kawasan utama di Singapura.

Sementara Hendra mencontohkan, di Amerika Serikat dengan uang sebanyak USD1-3 juta, orang sudah mendapatkan apartemen melebihi standar yang berada di Los Angeles (LA). Bila di Indonesia, seseorang juga bisa mendapatkan apartemen serupa, tetapi tidak bergengsi seperti di LA.

Kota-kota di Amerika Serikat yang menjadi incaran kaum elite Indonesia antara lain LA dan beberapa kota lain yang gencar ditawarkan agen-agen internasional seperti Detroit dan Atlanta. Hanya, bila dibandingkan, LA tetap menjadi kota favorit kaum elite Indonesia karena kemegahannya.

Rehdian khartika
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2850 seconds (0.1#10.140)