UISI, Kampus Swasta Berkelas Internasional

Rabu, 21 Januari 2015 - 11:23 WIB
UISI, Kampus Swasta...
UISI, Kampus Swasta Berkelas Internasional
A A A
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Kualitas SDM juga ditentukan dengan kualitas pendidikan. Dengan demikian, pendidikan yang berkualitas menjadi faktor penting bagi kemajuan suatu negara.

Semakin berkualitas pendidikan semakin maju negara dan sebaliknya. Karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan di suatu negara memerlukan campur tangan pemerintah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pemerintah memerlukan dukungan dari pihak swasta.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk benarbenar menyadari peran tersebut. Sebagai perusahaan pelat merah, Semen Indonesia juga mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan SDM. Pendidikan nonformal maupun formal digarap, dari pendidikan usia dini, taman kanak-kanak, hingga sekolah tingkat atas (SMA).

Dua tahun lalu, tepatnya 2013, manajemen melalui Semen Gresik Foundation (SGF) yang saat ini berubah menjadi SMI (Semen Indonesia) Foundation mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Semen Indonesia (STIMSI). STIMSI yang diketuai Dirut PT Semen Indonesia saat itu Dwi Soetjipto menjadi buah bibir. Pemicunya, STIMSI mendapat support penuh dari perusahaan BUMN penguasa market semen di Indonesia. Fasilitas dan biaya operasional disiapkan setiap tahunnya.

Didukung dengan lokasi dan gedung perkuliahan yang representatif, orang tua mahasiswa dan calon mahasiswa dibuat penasaran. Buktinya, tahun pertama sebanyak 750 siswa lulusan SMA dan sederajat ikut seleksi menjadi 191 mahasiswa. Mereka tidak hanya datang dari Gresik dan Tuban—dua kota di Jawa Timur lokasi pabrik semen, tetapi juga dari berbagai daerah lain. Bahkan ada juga dari luar Pulau Jawa. Tahun kedua jumlah pendaftar STIMSI menurun menjadi 400 calon mahasiswa.

Dengan seleksi yang ketat akhirnya hanya 180 yang lolos menjadi mahasiswa. Mereka terbagi dalam dua jurusan yang dibuka yaitu manajemen bisnis dan manajemen rekayasa. “Meski menurun kuantitasnya, menurut kami, kualitas calon mahasiswa kian baik. Setidaknya itu dapat dilihat dari hasil seleksi,” ujar Ketua Semen Indonesia Foundation Soesetyoko Soewandi.

Menyadari bahwa perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan seiring dengan laju perkembangan teknologi informasi yang sangat beraneka ragam, diperlukan peningkatan mutu dan mekanisme pelayanan. Tujuannya agar lebih berdaya guna sehingga SDM yang diciptakan dapat ikut berpartisipasi dalam membangun dunia luar sesuai dengan kemampuannya. STIMSI pun mereduksi menjadi universitas yaitu Universitas Internasional Semen Indonesia atau disingkat UISI. Perubahan itu juga membawa perubahan fasilitas.

Manajemen Semen Indonesia yang semula hanya mewariskan sebagian perkantoran,kini hampir semua gedung disulap perkuliahan UISI. Ada gedung utama, ada bekas gedung Pusat Penelitian Semen (PPS) dan gedung lain. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) di kompleks bekas tambang Ngipik, Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik bahkan bakal dijadikan Kampus C UISI.

“Dengan berubah menjadi universitas, program studi juga bertambah. Makanya, ada banyak ruang yang kami tubuhkan. Sebelumnya hanya sekitar delapan kelas, sekarang tiga kali lipatnya,” kata Soesetyoko. Semula STIMSI hanya dua prodi yaitu Manajemen Bisnis dan Manajemen Rekayasa. Namun, perubahan UISI menjadikan penambahan prodi. Ada 10 prodi yang disiapkan untuk UISI.

Sepuluh prodi itu akan menampung calon mahasiswa lulusan IPA dan IPS. Kendati begitu, perubahan STIMSI menjadi UISI tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Pihak sivitas dan didukung manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menyiapkannya dengan matang. Semua perangkat dari fasilitas hingga kualitas pembentukan karakter mahasiswa yang berdaya saing internasional digodok.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi penjaminan mutu perguruan tinggi yaitu secara internal dan eksternal. Di antara faktor internal adalah kualitas intrinsik perguruan tinggi, kurikulum program studi, kualifikasi dosen, sistem informasi dan teknologi informasi, dan keberlanjutan.

Sedangkan faktor eksternal di antaranya globalisasi dan teknologi informasi, kebijakan pemerintah dan kebijakan perguruan tinggi, faktor tuntutan masyarakat dan pengguna alumni, dan replanning -pengembangan mutu. Selain itu, salah satu strategi penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah mengadakan kerja sama dengan masyarakat. Tanpa ada kerja sama, mustahil harapan untuk mewujudkan kampus yang bermutu dapat tercapai.

Karena itu, kerja sama harus terus dibina dan dikembangkan. “Khususnya kerja sama dengan kampus-kampus negeri ternama. Sejak STIMSI kami kerap mengadopsi proses-proses di perguruan negeri supaya kualitas mahasiswa tidak kalah dengan kampus-kampus negeri,” ucap Soesetyoko. Tahap awal melakukan seleksi pengajar atau dosen.

Dengan seleksi yang ketat, akhirnya sekitar 35 dosen baru terjaring. Mereka rata-rata lulusan PTN, mulai dari ITS, Unair, hingga Universitas Indonesia. Di antara mereka bahkan para dosen baru menempuh pendidikan Strata-2 di Thailand, Jepang, Korea, dan China. “Dari 35 dosen baru, 17 orang di antaranya saat ini masih menuntaskan pendidikannya di luar negeri,” tambah Soesetyoko .

Sisi lain, Soesetyoko menjelaskan, untuk mendapatkan calon mahasiswa yang unggul dilakukan seleksi yang ketat. Seleksinya alat masuk perguruan tinggi negeri. Semua materi seleksi digodok pihak ketiga yang notabene pengalaman di seleksi masuk PTN. “Makanya kami membuat guyonan bahwa UISI itu kampus swasta yang berasa negeri. Kami menerapkan pola-pola PTN di UISI.

Salah satunya untuk mengawal itu, pelaksana tugas rektor dipegang Ahmad Rudiansyah dari Teknik Industri ITS,” kata Soesetyoko . Adapun calon mahasiswa UISI tidak ada perlakuan istimewa. Semua mendapat kesempatan yang sama. Hanya, memang manajemen berharap didominasi putra-putri dari Gresik, Tuban, dan Rembang sebab support anggaran manajemen dari program CSR PT Semen Indonesia.

Dengan konsep di atas, Soesetyoko berharap UISI bakal tumbuh menjadi kiblat kampus swasta di Jawa Timur dan Indonesia umumnya.

Ashadi ik
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0710 seconds (0.1#10.140)