Cara Menhub Agar Biaya Logistik di Indonesia Timur Murah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, untuk wilayah tengah dan timur Indonesia akan membuat pemberlakuan freight liner untuk transportasi laut.
Hal ini dilakukan Jonan untuk menunjang penurunan biaya logistik yang selama ini mahal bila barang sudah sampai di wilayah Indonesia tengah dan timur.
"Jadi untuk wilayah mayoritas Indonesia bagian tengah dan timur kami akan mendorong Pelni untuk memperlakukan freight liner. Freight liner itu angkutan kapal barang yang berjadwal, kalau sekarang kapal penumpang berjadwal itu ada, tapi untuk barang tidak ada," ujarnya di DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Di wilayah barat, kata dia, sudah ada angkutan kapal berjadwal sehingga harga barang di wilayah Indonesia bagian barat fluktuasinya tidak banyak.
Sementara, Indonesia tengah dan timur itu bukan pasokannya tidak ada, tapi waktu pasoknya tidak ada.
"Apalagi di pelabuhan pulau terpencil, itu harga barangnya gila-gilaan. Karena mereka enggak tahu itu barang ini datangnya kapan," tutur Jonan.
Sementara, kapal barang selama ini di Bali harus menunggu. "Jadi seperti angkot metromini, kalau tidak penuh tidak jalan. Kita kasih subsidi peritntis bikin jadwal harus berangkat," kata dia.
Misalnya , kapal mengangkut 10 ribu ton, 7 ribu tonnya pemerintah yang membayar. "Supaya harga barang di wilayah timur turun. Makanya kalau harga BBM di sini naik turun ribut, di timur enggak pernah ribut. Harganya sudah mahal," tandasnya.
Hal ini dilakukan Jonan untuk menunjang penurunan biaya logistik yang selama ini mahal bila barang sudah sampai di wilayah Indonesia tengah dan timur.
"Jadi untuk wilayah mayoritas Indonesia bagian tengah dan timur kami akan mendorong Pelni untuk memperlakukan freight liner. Freight liner itu angkutan kapal barang yang berjadwal, kalau sekarang kapal penumpang berjadwal itu ada, tapi untuk barang tidak ada," ujarnya di DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Di wilayah barat, kata dia, sudah ada angkutan kapal berjadwal sehingga harga barang di wilayah Indonesia bagian barat fluktuasinya tidak banyak.
Sementara, Indonesia tengah dan timur itu bukan pasokannya tidak ada, tapi waktu pasoknya tidak ada.
"Apalagi di pelabuhan pulau terpencil, itu harga barangnya gila-gilaan. Karena mereka enggak tahu itu barang ini datangnya kapan," tutur Jonan.
Sementara, kapal barang selama ini di Bali harus menunggu. "Jadi seperti angkot metromini, kalau tidak penuh tidak jalan. Kita kasih subsidi peritntis bikin jadwal harus berangkat," kata dia.
Misalnya , kapal mengangkut 10 ribu ton, 7 ribu tonnya pemerintah yang membayar. "Supaya harga barang di wilayah timur turun. Makanya kalau harga BBM di sini naik turun ribut, di timur enggak pernah ribut. Harganya sudah mahal," tandasnya.
(izz)