Jokowi Didesak Wujudkan Janji Swasembada Pangan
A
A
A
JAKARTA - Pakar pertanian HS Dillon mengatakan, keberpihakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap swasembada pangan dan petani harus diwujudkan dan tidak sekadar janji tanpa usaha merealisasikannya.
"Jokowi dan orang-orang yang dianggap pintar di sekelilingnya saya harap bisa merealisasikan program yang sudah dicanangkan, di antaranya soal swasembada pangan 2017," kata dia kepada media, Kamis (22/1/2015).
Menurutnya, proses mewujudkan itu jauh lebih penting dari konsep seperti Nawacita yang diterapkan Jokowi saat kampanye.
Lebih jauh dari itu para pakar pertanian Jokowi juga harus mengevaluasi kondisi pertanian saat zaman SBY dikenal dengan revitalisasi pertanian.
"Tujuannya memang bagus, tapi itu saja tidak cukup. Saya kira SBY gagal menerapkan revitalisasi pertanian itu," ujarnya.
Esensi swasembada pangan, lanjut Dillon, adalah membawa petani dan buruh keluar dari kemiskinan, bukan sekadar mencukupi kebutuhan pangan rakyat.
"Jadi arti swasembada bukan hanya mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri saja, tapi membuat petani dan buruh berdaya terhadap produknya dan kemudian dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri," jelas dia.
Jika pengertian sempit terhadap swasembada, maka yang terjadi adalah kebijakan jangka pendek yaitu mengimpor bahan pangan. "Impor pangan akan terus terjadi," ucapnya.
Pencetus People Dream Development ini mengatakan, bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan dan swasembada pangan seperti menapaki anak tangga dan membutuhkan waktu panjang.
"Prosesnya panjang sekali. Di sisi lain sampai sekarang banyak sekali keputusan yang tidak pro petani," tandas Dillon.
"Jokowi dan orang-orang yang dianggap pintar di sekelilingnya saya harap bisa merealisasikan program yang sudah dicanangkan, di antaranya soal swasembada pangan 2017," kata dia kepada media, Kamis (22/1/2015).
Menurutnya, proses mewujudkan itu jauh lebih penting dari konsep seperti Nawacita yang diterapkan Jokowi saat kampanye.
Lebih jauh dari itu para pakar pertanian Jokowi juga harus mengevaluasi kondisi pertanian saat zaman SBY dikenal dengan revitalisasi pertanian.
"Tujuannya memang bagus, tapi itu saja tidak cukup. Saya kira SBY gagal menerapkan revitalisasi pertanian itu," ujarnya.
Esensi swasembada pangan, lanjut Dillon, adalah membawa petani dan buruh keluar dari kemiskinan, bukan sekadar mencukupi kebutuhan pangan rakyat.
"Jadi arti swasembada bukan hanya mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri saja, tapi membuat petani dan buruh berdaya terhadap produknya dan kemudian dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri," jelas dia.
Jika pengertian sempit terhadap swasembada, maka yang terjadi adalah kebijakan jangka pendek yaitu mengimpor bahan pangan. "Impor pangan akan terus terjadi," ucapnya.
Pencetus People Dream Development ini mengatakan, bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan dan swasembada pangan seperti menapaki anak tangga dan membutuhkan waktu panjang.
"Prosesnya panjang sekali. Di sisi lain sampai sekarang banyak sekali keputusan yang tidak pro petani," tandas Dillon.
(izz)