PLN Alokasikan Belanja Modal Rp60,2 T
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp60,2 triliun.
Dari jumlah itu, sebesar Rp21,3 triliun akan dibiayai dari kas internal perusahaan. Direktur PLN Murtaqi Syamsudin mengatakan, sumber pembiayaan belanja modal selain dari kas internal juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3,7 triliun, penerusan pinjaman pemerintah ke PLN (subloan agreement /SLA) Rp3,3 triliun, dan pinjaman bank yang sudah pasti Rp4,6 triliun.
“Sisa Rp27,2 triliun akan dicari dari pinjaman lain,” kata Murtaqi di Jakarta kemarin. Sebelumnya manajemen PLN menyebut, terdapat lima lembaga finansial yang telah menawarkan kredit untuk PLN, antara lain World Bank, Asian Development Bank (ADB), JICA, dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW).
Selain dari pinjaman perbankan dan institusi keuangan, tak menutup kemungkinan terdapat tambahan modal dari pemerintah seperti penyertaan modal negara (PMN) dan pengurangan setoran dividen kepada pemerintah.
Berdasarkan data PLN, belanja modal perusahaan tahun ini yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PLN 2015 akan dialokasikan untuk pengoperasian pembangkit 4.033 megawatt (MW), membangun transmisi 4.116 kilometer sirkuit, gardu induk 7.240 MVA, gardu distribusi 3.757 MVA, dan meningkatkan sambungan ke pelanggan sebanyak 3,5 juta sambungan baru.
Dari total proyek pembangkit listrik 35.000 MW, PLN akan mengambil porsi sebanyak 10.000 MW. Sisanya diserahkan ke produsen listrik swasta (independent power producers /IPP). Menurut Murtaqi, hal ini sesuai dengan rencana pembangunan pembangkit listrik 2013-2022.
Jika ditambah 3.000 MW yang sudah jalan di luar proyek 35.000 MW, PLN total akan membangun pembangkit berkapasitas 13.000 MW dalam lima tahun ke depan. Sementara, Direktur PLN Sarwono Sudarto mengatakan, BUMN kelistrikan itu menargetkan perolehan laba bersih tahun ini sebesar Rp16,3 triliun atau naik 18,9% dari realisasi laba bersih 2014 sebesar Rp13,7 triliun.
Peningkatan laba akan didorong dari meningkatnya pendapatan yang diproyeksikan sebesar Rp330 triliun, naik dibanding pendapatan tahun lalu Rp296 triliun. “Tahun lalu PLN meraih laba Rp13,7 triliun dan tahun ini ditargetkan naik menjadi Rp16,3 triliun,” kata dia.
Selain itu, perseroan tahun ini menargetkan penjualan listrik sebesar 218 terrawatt hour (TWh), naik dibanding realisasi penjualan pada tahun lalu sebesar 198,6 TWh. Realisasi penjualan listrik tahun lalu lebih rendah dibanding target di awal 2014 sebesar 204,6 TWh.
Urai Krisis Listrik
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, PLN menargetkan peningkatan rasio elektrifikasi tahun ini menjadi 85,9% dibanding realisasi 2014 sebesar 84,3%.Menurut Sofyan, PLN juga akan melakukan berbagai cara serta fokus menyelesaikan krisis listrik di Sumatera Utara dan Gorontalo. PLN menargetkan krisis listrik di wilayah tersebut bisa teratasi pada Juni 2015.
“Kami akan melakukan berbagai cara, bahkan sampai potong kompas, yang penting Sumatera Utara dan Gorontalo segera berakhir krisis listriknya,” kata dia.
Di Sumatera Utara PLN akan banyak mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan menggantinya dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan gas dengan total kapasitas 600- 700 MW.
Nanang wijayanto
Dari jumlah itu, sebesar Rp21,3 triliun akan dibiayai dari kas internal perusahaan. Direktur PLN Murtaqi Syamsudin mengatakan, sumber pembiayaan belanja modal selain dari kas internal juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3,7 triliun, penerusan pinjaman pemerintah ke PLN (subloan agreement /SLA) Rp3,3 triliun, dan pinjaman bank yang sudah pasti Rp4,6 triliun.
“Sisa Rp27,2 triliun akan dicari dari pinjaman lain,” kata Murtaqi di Jakarta kemarin. Sebelumnya manajemen PLN menyebut, terdapat lima lembaga finansial yang telah menawarkan kredit untuk PLN, antara lain World Bank, Asian Development Bank (ADB), JICA, dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW).
Selain dari pinjaman perbankan dan institusi keuangan, tak menutup kemungkinan terdapat tambahan modal dari pemerintah seperti penyertaan modal negara (PMN) dan pengurangan setoran dividen kepada pemerintah.
Berdasarkan data PLN, belanja modal perusahaan tahun ini yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PLN 2015 akan dialokasikan untuk pengoperasian pembangkit 4.033 megawatt (MW), membangun transmisi 4.116 kilometer sirkuit, gardu induk 7.240 MVA, gardu distribusi 3.757 MVA, dan meningkatkan sambungan ke pelanggan sebanyak 3,5 juta sambungan baru.
Dari total proyek pembangkit listrik 35.000 MW, PLN akan mengambil porsi sebanyak 10.000 MW. Sisanya diserahkan ke produsen listrik swasta (independent power producers /IPP). Menurut Murtaqi, hal ini sesuai dengan rencana pembangunan pembangkit listrik 2013-2022.
Jika ditambah 3.000 MW yang sudah jalan di luar proyek 35.000 MW, PLN total akan membangun pembangkit berkapasitas 13.000 MW dalam lima tahun ke depan. Sementara, Direktur PLN Sarwono Sudarto mengatakan, BUMN kelistrikan itu menargetkan perolehan laba bersih tahun ini sebesar Rp16,3 triliun atau naik 18,9% dari realisasi laba bersih 2014 sebesar Rp13,7 triliun.
Peningkatan laba akan didorong dari meningkatnya pendapatan yang diproyeksikan sebesar Rp330 triliun, naik dibanding pendapatan tahun lalu Rp296 triliun. “Tahun lalu PLN meraih laba Rp13,7 triliun dan tahun ini ditargetkan naik menjadi Rp16,3 triliun,” kata dia.
Selain itu, perseroan tahun ini menargetkan penjualan listrik sebesar 218 terrawatt hour (TWh), naik dibanding realisasi penjualan pada tahun lalu sebesar 198,6 TWh. Realisasi penjualan listrik tahun lalu lebih rendah dibanding target di awal 2014 sebesar 204,6 TWh.
Urai Krisis Listrik
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, PLN menargetkan peningkatan rasio elektrifikasi tahun ini menjadi 85,9% dibanding realisasi 2014 sebesar 84,3%.Menurut Sofyan, PLN juga akan melakukan berbagai cara serta fokus menyelesaikan krisis listrik di Sumatera Utara dan Gorontalo. PLN menargetkan krisis listrik di wilayah tersebut bisa teratasi pada Juni 2015.
“Kami akan melakukan berbagai cara, bahkan sampai potong kompas, yang penting Sumatera Utara dan Gorontalo segera berakhir krisis listriknya,” kata dia.
Di Sumatera Utara PLN akan banyak mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan menggantinya dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan gas dengan total kapasitas 600- 700 MW.
Nanang wijayanto
(ars)