Pendapatan Masyarakat Urbanisasi Belum Imbang
A
A
A
JAKARTA - World Bank mencatat pertumbuhan masyarakat urbanisasi di Indonesia tidak seimbang dengan pertumbuhan pendapatannya.
Senior Ahli Ekonomi dan Tata Kota World Bank Taimur Samad mengungkapkan bahwa setiap 1% pertumbuhan masyarakat urban, Indonesia hanya menghasilkan 2% pertumbuhan pendapatan.
Angka tersebut sangat kecil dibandingkan China sebesar 6%, Vietnam sebesar 8%, dan Thailand mencapai 10%.
"Terlebih pekerjaan masyarakat urban baru menciptakan produktivitas yang rendah, hanya mendapatkan gaji yang sedikit," ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (26/1/2015).
Taimur menjelaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) harus dipersiapkan sejak saat ini untuk mengatasi ketidakseimbangan antara pertumbuhan urbanisasi dan pendapatan ekonomi.
Selain itu, untuk meningkatkan pertumbuhan masyarakat produktif. "Human capital harus dipersiapkan dari sekarang, jangan tunggu sampai 20 tahun ke depan," jelas dia.
Sementara Jepang dengan populasi penduduknya padat dan masyarakat tidak produktifnya lebih tinggi. "Namun didorong oleh tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi yang terbilang maju," pungkasnya.
Senior Ahli Ekonomi dan Tata Kota World Bank Taimur Samad mengungkapkan bahwa setiap 1% pertumbuhan masyarakat urban, Indonesia hanya menghasilkan 2% pertumbuhan pendapatan.
Angka tersebut sangat kecil dibandingkan China sebesar 6%, Vietnam sebesar 8%, dan Thailand mencapai 10%.
"Terlebih pekerjaan masyarakat urban baru menciptakan produktivitas yang rendah, hanya mendapatkan gaji yang sedikit," ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (26/1/2015).
Taimur menjelaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) harus dipersiapkan sejak saat ini untuk mengatasi ketidakseimbangan antara pertumbuhan urbanisasi dan pendapatan ekonomi.
Selain itu, untuk meningkatkan pertumbuhan masyarakat produktif. "Human capital harus dipersiapkan dari sekarang, jangan tunggu sampai 20 tahun ke depan," jelas dia.
Sementara Jepang dengan populasi penduduknya padat dan masyarakat tidak produktifnya lebih tinggi. "Namun didorong oleh tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi yang terbilang maju," pungkasnya.
(izz)