Tren Mixed Use yang Semakin Berkibar
A
A
A
Konsep bangunan campuran makin berkibar menghias langit Jakarta. Pemicunya tak lagi karena makin terbatasnya lahan, serta tuntutan gaya hidup modern yang semakin menuntuk kepraktisan.
Ide awal mengembangkan properti berkonsep bangunan campuran alias mixed use atau konsep bangunan yang mengadopsi berbagai macam kebutuhan, seperti tempat tinggal, perkantoran, dan pusat perbelanjaan sejatinya muncul karena keinginan masyarakat yang enggan berpindah-pindah tempat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, soal efektifitas karena semakin dimudahkan dalam memutuskan niat kebutuhan yang dicari. “Inilah yang membuktikan bahwa masyarakat kota metropolitan butuh efektifitas dalam melakukan setiap kegiatannya,” kata arsitek satrio Herlambang.
Konsep properti mixed use selalu menjadi solusi atas kondisi masa kini yang penuh dengan kesemrawutan mulai dari kemacetan, jarak antara tempat tinggal dengan perkantoran dan pusat komersial, sehingga dapat dieliminer dari setiap sisi. Alasan utama lainnya lantaran terbatasnya lahan-lahan di Jakarta serta sulitnya memenuhi tuntutan kebutuhan.
“Dari waktu ke waktu proyek mixed use akan semakin populer, karena tren perkotaan akan mengarah pada satu kawasan yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan penghuni,” lanjut Satrio.
Hal senada pun dikatakan arsitek Ari Indra, konsep perkotaan modern seperti inilah yang akan terus berubah. Jadi bukan lagi sebagai tempat masyarakat sub urban datang dan pergi setiap pagi dan sore hari. Melainkan, telah menjadi pusat-pusat perekonomian di beberaa wilayah pemukiman.
“Penerapan konsep perkotaan seperti ini akan meminimalkan penggunaan energi. Maka, membangun proyek mixed use adalah solusinya,”tambah Ari. Berdirinya proyek properti mixed use yang dibangun pengembang tampaknya bukan sekedar menggabungkan hunian, perkantoran dan komersial melainkan telah menjadi nilai prestisius tersendiri.
“Proyek jenis ini biasanya besar dan dinilai selalu dapat dibanggakan oleh para pengembang dan hampir diseluruh belahan dunia ini land mark pengembang properti adalah mixed use,” kata Ari.
Sedangkan Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch, mengungkapkan, konsep mixed use sangat tepat menjabaw tantangan dunia modern saat ini, karena akan membuat tingkat efesiensi semakin baik. Efesiensi itu diperoleh lantaran orang biasa tinggal, berbelanja, dan berkantor. “Dan ini hanya bisa dilakukan jika orang tinggal dan berkantor disatu kawasan,”jelasnya.
Hal senada pun juga disampaikan Satrio, tinggal dan bekerja dalam satu kawasan mixed use bisa meningkatkan kualitas hidup. “Waktu istirahat bersama keluarga lebih banyak serta dapat menghemat ongkos transportasi dan meminimalisir kehilangan peluang pada bisnis akibat kemacetan,” jelas Satrio. Jadi, siap-siaplah Anda menjadi tenar karena konsep bangunan campuran yang akan semakin berkibar.
Aprilia s Andyna
Ide awal mengembangkan properti berkonsep bangunan campuran alias mixed use atau konsep bangunan yang mengadopsi berbagai macam kebutuhan, seperti tempat tinggal, perkantoran, dan pusat perbelanjaan sejatinya muncul karena keinginan masyarakat yang enggan berpindah-pindah tempat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, soal efektifitas karena semakin dimudahkan dalam memutuskan niat kebutuhan yang dicari. “Inilah yang membuktikan bahwa masyarakat kota metropolitan butuh efektifitas dalam melakukan setiap kegiatannya,” kata arsitek satrio Herlambang.
Konsep properti mixed use selalu menjadi solusi atas kondisi masa kini yang penuh dengan kesemrawutan mulai dari kemacetan, jarak antara tempat tinggal dengan perkantoran dan pusat komersial, sehingga dapat dieliminer dari setiap sisi. Alasan utama lainnya lantaran terbatasnya lahan-lahan di Jakarta serta sulitnya memenuhi tuntutan kebutuhan.
“Dari waktu ke waktu proyek mixed use akan semakin populer, karena tren perkotaan akan mengarah pada satu kawasan yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan penghuni,” lanjut Satrio.
Hal senada pun dikatakan arsitek Ari Indra, konsep perkotaan modern seperti inilah yang akan terus berubah. Jadi bukan lagi sebagai tempat masyarakat sub urban datang dan pergi setiap pagi dan sore hari. Melainkan, telah menjadi pusat-pusat perekonomian di beberaa wilayah pemukiman.
“Penerapan konsep perkotaan seperti ini akan meminimalkan penggunaan energi. Maka, membangun proyek mixed use adalah solusinya,”tambah Ari. Berdirinya proyek properti mixed use yang dibangun pengembang tampaknya bukan sekedar menggabungkan hunian, perkantoran dan komersial melainkan telah menjadi nilai prestisius tersendiri.
“Proyek jenis ini biasanya besar dan dinilai selalu dapat dibanggakan oleh para pengembang dan hampir diseluruh belahan dunia ini land mark pengembang properti adalah mixed use,” kata Ari.
Sedangkan Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch, mengungkapkan, konsep mixed use sangat tepat menjabaw tantangan dunia modern saat ini, karena akan membuat tingkat efesiensi semakin baik. Efesiensi itu diperoleh lantaran orang biasa tinggal, berbelanja, dan berkantor. “Dan ini hanya bisa dilakukan jika orang tinggal dan berkantor disatu kawasan,”jelasnya.
Hal senada pun juga disampaikan Satrio, tinggal dan bekerja dalam satu kawasan mixed use bisa meningkatkan kualitas hidup. “Waktu istirahat bersama keluarga lebih banyak serta dapat menghemat ongkos transportasi dan meminimalisir kehilangan peluang pada bisnis akibat kemacetan,” jelas Satrio. Jadi, siap-siaplah Anda menjadi tenar karena konsep bangunan campuran yang akan semakin berkibar.
Aprilia s Andyna
(ftr)