Industri Wajib Tingkatkan Tata Kelola Hutan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berkomitmen mengawal dan memastikan perbaikan tata kelola hutan tanaman industri di setiap perusahaan. Untuk itu, industri bubur kayu (pulp ) dan kertas terintegrasi dengan hutan harus terus meningkatkan tata kelola dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
”Ibu Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menginstruksikan kami menjadi simpul untuk memastikan aspek sosial dan lingkungan diperhatikan,” kata Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pekan lalu.
Bambang menambahkan, contoh perbaikan pada aspek sosial misalnya dengan membuka ruang yang lebih luas untuk menjalin kemitraan dengan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan baik yang secara legal sudah memiliki izin untuk mengelola hutan maupun yang belum terakomodasi lewat skema perizinan. Dari aspek lingkungan, kata dia, misalnya dengan mengelola lahan gambut secara baik sehingga memastikan tidak terjadi kebakaran.
Bambang mencontohkan salah satu yang paut diapresiasi adalah peringatan satu tahun kebijakan pengelolaan hutan lestari oleh produsen pulp dan kertas nasional yakni APRIL. ”Saya kira itu positif. Tapi, perbaikan tata kelola bukan cuma harus dilakukan oleh APRIL, tapi semua perusahaan,” kata Bambang.
Ketua Presidium Dewan Kehutanan Nasional (DKN) Endro Siswoko menilai, APRIL mempunyai komitmen yang jelas dan tegas dalam mengelola hutan lestari di kawasan konsesinya. ”Jika dalam perjalanannya ada ihwal yang perlu ditingkatkan, ini proses pembelajaran dari suatu komitmen penyempurnaan menuju pengelolaan hutan tanaman industri yang berkelanjutan dan lestari,” ungkapnya.
Menurut Endro, parameter paling mudah untuk melihat komitmen pengelolaan hutan lestari Grup APRIL adalah dari investasi yang ditanamkan. Dengan investasi yang mencapai jutaan dolar Amerika (USD) untuk pabrik pulp modern, teknologi pengelolaan pulp dan kertas serta infrastruktur lainnya, APRIL diyakini tidak akan mempertaruhkan investasi jangka panjangnya.
”Apalagi, komitmen pengelolaan hutan lestari telah mendapatkan sorotan dunia. Mereka pastinya akan mengikuti semua aturan termasuk penerapan pengelolaan hutan lestari,” kata Endro. Pernyataan senada juga dikemukakan budayawan Riau, Al-Azhar. Menurut Al-Azhar yang juga ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, perusahaan milik pengusaha Soekanto Tanoto itu berada di jalur yang benar untuk mewujudkan kebijakan sejak setahun silam.
”Kami mendorong APRIL meningkatkan luasan kawasan konservasi setara dengan kawasan konservasinya,” ujar Al-Azhar yang juga anggota Komite Independen Penasihat Parapihak (Stakeholders Advisory Committe/SAC) yang mengawasi komitmen pengelolaan hutan lestari APRIL.
Dia menambahkan, pihaknya bersama para pemangku kepentingan lain yang tergabung dalam komite penasihat independen juga mendorong APRIL untuk terus melakukan perbaikan. ”Misalnya menggantikan satu pohon yang ditebang dengan menanam satu pohon di kawasan konservasi,” pungkasnya.
Yanto kusdiantono
”Ibu Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menginstruksikan kami menjadi simpul untuk memastikan aspek sosial dan lingkungan diperhatikan,” kata Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pekan lalu.
Bambang menambahkan, contoh perbaikan pada aspek sosial misalnya dengan membuka ruang yang lebih luas untuk menjalin kemitraan dengan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan baik yang secara legal sudah memiliki izin untuk mengelola hutan maupun yang belum terakomodasi lewat skema perizinan. Dari aspek lingkungan, kata dia, misalnya dengan mengelola lahan gambut secara baik sehingga memastikan tidak terjadi kebakaran.
Bambang mencontohkan salah satu yang paut diapresiasi adalah peringatan satu tahun kebijakan pengelolaan hutan lestari oleh produsen pulp dan kertas nasional yakni APRIL. ”Saya kira itu positif. Tapi, perbaikan tata kelola bukan cuma harus dilakukan oleh APRIL, tapi semua perusahaan,” kata Bambang.
Ketua Presidium Dewan Kehutanan Nasional (DKN) Endro Siswoko menilai, APRIL mempunyai komitmen yang jelas dan tegas dalam mengelola hutan lestari di kawasan konsesinya. ”Jika dalam perjalanannya ada ihwal yang perlu ditingkatkan, ini proses pembelajaran dari suatu komitmen penyempurnaan menuju pengelolaan hutan tanaman industri yang berkelanjutan dan lestari,” ungkapnya.
Menurut Endro, parameter paling mudah untuk melihat komitmen pengelolaan hutan lestari Grup APRIL adalah dari investasi yang ditanamkan. Dengan investasi yang mencapai jutaan dolar Amerika (USD) untuk pabrik pulp modern, teknologi pengelolaan pulp dan kertas serta infrastruktur lainnya, APRIL diyakini tidak akan mempertaruhkan investasi jangka panjangnya.
”Apalagi, komitmen pengelolaan hutan lestari telah mendapatkan sorotan dunia. Mereka pastinya akan mengikuti semua aturan termasuk penerapan pengelolaan hutan lestari,” kata Endro. Pernyataan senada juga dikemukakan budayawan Riau, Al-Azhar. Menurut Al-Azhar yang juga ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, perusahaan milik pengusaha Soekanto Tanoto itu berada di jalur yang benar untuk mewujudkan kebijakan sejak setahun silam.
”Kami mendorong APRIL meningkatkan luasan kawasan konservasi setara dengan kawasan konservasinya,” ujar Al-Azhar yang juga anggota Komite Independen Penasihat Parapihak (Stakeholders Advisory Committe/SAC) yang mengawasi komitmen pengelolaan hutan lestari APRIL.
Dia menambahkan, pihaknya bersama para pemangku kepentingan lain yang tergabung dalam komite penasihat independen juga mendorong APRIL untuk terus melakukan perbaikan. ”Misalnya menggantikan satu pohon yang ditebang dengan menanam satu pohon di kawasan konservasi,” pungkasnya.
Yanto kusdiantono
(bbg)