BPS: Impor RI 2014 Turun 4,53%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia secara kumulatif selama 2014 turun 4,53% dibanding tahun sebelumnya.
"Secara kumulatif mencapai USD178,18 miliar atau turun 4,53% dibanding 2013," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/2/2015).
Dia mengatakan, penurunan impor Indonesia dipicu turunnya impor sektor migas dan sektor non migas. Sektor migas turun USD1.806,5 juta atau 3,99%, sedangkan nonmigas turun USD6.643,4 juta atau 4,70%.
Menurutnya, penurunan impor dari sektor migas terutama akibat turunnya nilai impor minyak mentah sebesar USD513,4 juta atau 3,78%, hasil minyak USD1.205,1 juta atau 4,22% serta impor gas sebesar USD88,0 juta atau 2,83%.
Sementara, dari sektor nonmigas, terdapat tujuh sektor utama yang mengalami penurunan. Penurunan tertinggi berasal dari golongan kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 20,99%.
Selain itu, tiga golongan barang mengalami peningkatan, seperti industri sisa makanan, plastik dan barang dari plastik, dan bahan kimia.
Suryamin mengatakan, asal negara impor masih didominasi China sebesar USD30,46 miliar atau 22,61%, Jepang USD16,94 miliar atau 12,57%, dan Singapura USD10,15 miliar atau 7,53%.
"Ketiga negara ini menyumbang sebesar 42,7% pangsa pasar impor secara global," tutup Suryamin.
"Secara kumulatif mencapai USD178,18 miliar atau turun 4,53% dibanding 2013," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/2/2015).
Dia mengatakan, penurunan impor Indonesia dipicu turunnya impor sektor migas dan sektor non migas. Sektor migas turun USD1.806,5 juta atau 3,99%, sedangkan nonmigas turun USD6.643,4 juta atau 4,70%.
Menurutnya, penurunan impor dari sektor migas terutama akibat turunnya nilai impor minyak mentah sebesar USD513,4 juta atau 3,78%, hasil minyak USD1.205,1 juta atau 4,22% serta impor gas sebesar USD88,0 juta atau 2,83%.
Sementara, dari sektor nonmigas, terdapat tujuh sektor utama yang mengalami penurunan. Penurunan tertinggi berasal dari golongan kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 20,99%.
Selain itu, tiga golongan barang mengalami peningkatan, seperti industri sisa makanan, plastik dan barang dari plastik, dan bahan kimia.
Suryamin mengatakan, asal negara impor masih didominasi China sebesar USD30,46 miliar atau 22,61%, Jepang USD16,94 miliar atau 12,57%, dan Singapura USD10,15 miliar atau 7,53%.
"Ketiga negara ini menyumbang sebesar 42,7% pangsa pasar impor secara global," tutup Suryamin.
(izz)