Kemendag Genjot Substitusi Impor
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama dengan kementerian terkait akan menggenjot substitusi impor untuk mengurangi ketergantungan impor barang modal.
Hal itu terjadi karena untuk menggenjot sektor riil, Indonesia masih belum sanggup memproduksi barang modal sendiri di dalam negeri.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan menuturkan, angka impor barang modal dan penolong di Indonesia masih 76%.
"Angka impor hampir 76% bahan baku dan penolong. Hal ini tidak bisa dihambat karena menggerakkan industri kita," kata dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Kendati demikian, Partogi mengatakan bahwa pihaknya bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan melaksanakan substitusi impor, dengan selektif menerima investasi yang masuk.
"Kita sudah mengarah ke subsititusi impor. Apa yang biasanya kita impor banyak, kita bikin sendiri. Tentu ini bertahap," pungkasnya.
Hal itu terjadi karena untuk menggenjot sektor riil, Indonesia masih belum sanggup memproduksi barang modal sendiri di dalam negeri.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan menuturkan, angka impor barang modal dan penolong di Indonesia masih 76%.
"Angka impor hampir 76% bahan baku dan penolong. Hal ini tidak bisa dihambat karena menggerakkan industri kita," kata dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Kendati demikian, Partogi mengatakan bahwa pihaknya bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan melaksanakan substitusi impor, dengan selektif menerima investasi yang masuk.
"Kita sudah mengarah ke subsititusi impor. Apa yang biasanya kita impor banyak, kita bikin sendiri. Tentu ini bertahap," pungkasnya.
(rna)