DPR Heran Untung Petronas Lebih Besar dari Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Yasin Limpo heran dengan sektor energi Indonesia. Walau harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri lebih mahal dibandingkan Malaysia, namun untung Petronas jauh lebih besar dari PT Pertamina.
"Petronas itu sekarang untungnya ratusan triliun. Pertamina mentok di angka Rp 25,89 triliun. Padahal, harga BBM kita jauh lebih mahal," ujarnya dalam rapat bersama pemerintah di DPR, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Dia mengharapkan, Pertamina bisa untung maksimal dengan mengoreksi biaya overhead. Pertamina bisa membebankan pajak BBM langsung kepada pemilik kendaraan, sehingga negara tidak harus membayar.
"Capaian Pertamina harus maksimal, koreksi overhead. Pajak-pajak kendaraan bermotor dibebankan ke pemilik kendaraan. Pertamina harus untung sebanyak-banyaknya," tegas legislator dari Fraksi Golkar ini.
Sebelumnya, Pemerintah Malaysia secara resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di negaranya. Harga eceran bensin RON95 atau setara Pertamax Plus turun 21 sen menjadi 1,70 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 5.970 per liter. Sementara bensin RON97 turun 11 sen menjadi 2 ringgit Malaysia atau sekitar Rp7.000 per liter.
Dikutip dari situs Bernama, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumen Malaysia, Datuk Seri Hasan Malek mengatakan, harga baru tersebut berlaku mulai 1 Februari 2015. Penurunan harga juga berlaku untuk eceran diesel atau setara solar yang turun 23 sen menjadi 1,70 ringgit Malaysia atau setara Rp 5.970 per liter.
"Petronas itu sekarang untungnya ratusan triliun. Pertamina mentok di angka Rp 25,89 triliun. Padahal, harga BBM kita jauh lebih mahal," ujarnya dalam rapat bersama pemerintah di DPR, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Dia mengharapkan, Pertamina bisa untung maksimal dengan mengoreksi biaya overhead. Pertamina bisa membebankan pajak BBM langsung kepada pemilik kendaraan, sehingga negara tidak harus membayar.
"Capaian Pertamina harus maksimal, koreksi overhead. Pajak-pajak kendaraan bermotor dibebankan ke pemilik kendaraan. Pertamina harus untung sebanyak-banyaknya," tegas legislator dari Fraksi Golkar ini.
Sebelumnya, Pemerintah Malaysia secara resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di negaranya. Harga eceran bensin RON95 atau setara Pertamax Plus turun 21 sen menjadi 1,70 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 5.970 per liter. Sementara bensin RON97 turun 11 sen menjadi 2 ringgit Malaysia atau sekitar Rp7.000 per liter.
Dikutip dari situs Bernama, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumen Malaysia, Datuk Seri Hasan Malek mengatakan, harga baru tersebut berlaku mulai 1 Februari 2015. Penurunan harga juga berlaku untuk eceran diesel atau setara solar yang turun 23 sen menjadi 1,70 ringgit Malaysia atau setara Rp 5.970 per liter.
(dmd)