IHSG Berpeluang Terkoreksi Jelang Rilis PDB
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpeluang terkoreksi karena aksi ambil untung menjelang rilis pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia, yang diproyeksi melemah.
Kepala Riset PT Woori Koorindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan IHSG akan membentuk pola doji star bertahan dekati area upper bollinger band (UBB). MACD masih mencoba bergerak naik meski tipis dengan histogram positif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R kembali bergerak konsolidasi.
Menurut dia, sentimen penakan IHSG tidak hanya karena berita harga rights issue emiten penerima PNM pemerintah yang di bawah harga pasar, namun antisipasi akan dirilisnya data produk domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal IV/2014.
"Dengan ekspektasi rilis GDP akan melemah maka kami melihat adanya potensi bagi IHSG akan kembali mengalami pelemahan. Namun demikian, kami masih berharap pelemahan yang terjadi tidak terlalu dalam," kata dia, Kamis (5/2/2015).
Dia memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.288-5.300 dan resisten 5.330-5.350. Laju IHSG kemarin sempat berhasil melampaui area target resisten 5.312-5.320 meski kembali turun ke area tersebut dan mampu bertahan di atas target support 5.279-5.289.
Kemarin, pemberitaan terkait pemberian suntikan modal pada emiten-emiten konstruksi memberikan sentimen negatif, terutama jika pemberian tersebut dilakukan melalui mekanisme rights issue, di mana harga dari rights issue tersebut berada jauh di bawah harga pasar.
Dia menjelaskan, kondisi inilah yang dialami oleh ADHI dimana setelah dirilis berita akan rights issue di harga Rp2.525 langsung membuat saham ini ambruk dan lebih parah lagi diikuti oleh saham-saham konstruksi lainnya, terutama saham konstruksi BUMN.
Meski saat pemberitaan keluar, belum banyak pelaku pasar yang menghitung harga wajar pasar setelah rights issue tersebut, namun secara psikologis tetap saja membuat pelaku pasar banyak melakukan aksi jual, sehingga membuat indeks properti melorot.
"Namun demikian, turunnya indeks properti yang dibarengi dengan indeks perkebunan dan konsumer tidak serta merta membuat IHSG turun," ujar dia.
Laju IHSG memang sempat melemah, namun masih mampu ditutup di zona hijau dan masih bertengger di atas level 5.300-an. Masih adanya aksi jual asing yang lebih besar dari sebelumnya dan diikuti dengan masih menguatnya laju rupiah mampu mempertahankan IHSG di zona hijaunya.
Adapun investor asing kembali mencatatkan nett buy dari net buy Rp335,27 miliar menjadi net buy Rp873,44 miliar.
Kepala Riset PT Woori Koorindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan IHSG akan membentuk pola doji star bertahan dekati area upper bollinger band (UBB). MACD masih mencoba bergerak naik meski tipis dengan histogram positif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R kembali bergerak konsolidasi.
Menurut dia, sentimen penakan IHSG tidak hanya karena berita harga rights issue emiten penerima PNM pemerintah yang di bawah harga pasar, namun antisipasi akan dirilisnya data produk domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal IV/2014.
"Dengan ekspektasi rilis GDP akan melemah maka kami melihat adanya potensi bagi IHSG akan kembali mengalami pelemahan. Namun demikian, kami masih berharap pelemahan yang terjadi tidak terlalu dalam," kata dia, Kamis (5/2/2015).
Dia memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.288-5.300 dan resisten 5.330-5.350. Laju IHSG kemarin sempat berhasil melampaui area target resisten 5.312-5.320 meski kembali turun ke area tersebut dan mampu bertahan di atas target support 5.279-5.289.
Kemarin, pemberitaan terkait pemberian suntikan modal pada emiten-emiten konstruksi memberikan sentimen negatif, terutama jika pemberian tersebut dilakukan melalui mekanisme rights issue, di mana harga dari rights issue tersebut berada jauh di bawah harga pasar.
Dia menjelaskan, kondisi inilah yang dialami oleh ADHI dimana setelah dirilis berita akan rights issue di harga Rp2.525 langsung membuat saham ini ambruk dan lebih parah lagi diikuti oleh saham-saham konstruksi lainnya, terutama saham konstruksi BUMN.
Meski saat pemberitaan keluar, belum banyak pelaku pasar yang menghitung harga wajar pasar setelah rights issue tersebut, namun secara psikologis tetap saja membuat pelaku pasar banyak melakukan aksi jual, sehingga membuat indeks properti melorot.
"Namun demikian, turunnya indeks properti yang dibarengi dengan indeks perkebunan dan konsumer tidak serta merta membuat IHSG turun," ujar dia.
Laju IHSG memang sempat melemah, namun masih mampu ditutup di zona hijau dan masih bertengger di atas level 5.300-an. Masih adanya aksi jual asing yang lebih besar dari sebelumnya dan diikuti dengan masih menguatnya laju rupiah mampu mempertahankan IHSG di zona hijaunya.
Adapun investor asing kembali mencatatkan nett buy dari net buy Rp335,27 miliar menjadi net buy Rp873,44 miliar.
(rna)