BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI 2014 Melambat Jadi 5,02%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2014 hanya 5,01%. Secara kumulatif angka tersebut melambat menjadi 5,02% pada 2014.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, perlambatan pertumbuhan ini akibat perubahan tahun dasar penghitungan dari SNA2000 menjadi SNA2008 sesuai rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"PDB 2014 dengan tahun dasar 2010 sebesar 5,02% secara kumulatif triwulan I-IV, sementara yoy, triwulan IV tumbuh 5,01%. Jika dilihat tren pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan sejak 2010," kata dia dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Pertumbuhan Indonesia mengalami penurunan hingga 72 basis poin, dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 yang mencapai 5,78%.
Sebagai perbandingan, BPS merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menggunakan SNA2000, triwulan I 5,16%, triwulan II mencapai 5,07%, dan triwulan III hanya 5,0%.
Sementara, dengan menggunakan SNA2008, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia cendrung menurun. Pada triwulan I sebesar 5,14%, triwulan mencapai II 5,03%, triwulan III menjadi 4,92%, dan triwulan IV sebesar 5,01%.
Suryamin mengungkapkan, penurunan ini lantaran, perubahan metodologi SNA2000 menjadi SNA2008, sehingga terdapat beberapa perubahan, baik metodologi maupun penambahan-penambahan sektor baru.
Tahun dasar terakhir menggunakan tahun dasar 2000, berdasarkan rekomendasi PBB, maka harus di update secara regular. Perubahan ke tahun dasar 2010 ini merupakan perubahan keenam.
"Dengan perubahan ini, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati kondisi ekonomi sebenarnya," pungkas dia.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, perlambatan pertumbuhan ini akibat perubahan tahun dasar penghitungan dari SNA2000 menjadi SNA2008 sesuai rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"PDB 2014 dengan tahun dasar 2010 sebesar 5,02% secara kumulatif triwulan I-IV, sementara yoy, triwulan IV tumbuh 5,01%. Jika dilihat tren pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan sejak 2010," kata dia dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Pertumbuhan Indonesia mengalami penurunan hingga 72 basis poin, dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 yang mencapai 5,78%.
Sebagai perbandingan, BPS merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menggunakan SNA2000, triwulan I 5,16%, triwulan II mencapai 5,07%, dan triwulan III hanya 5,0%.
Sementara, dengan menggunakan SNA2008, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia cendrung menurun. Pada triwulan I sebesar 5,14%, triwulan mencapai II 5,03%, triwulan III menjadi 4,92%, dan triwulan IV sebesar 5,01%.
Suryamin mengungkapkan, penurunan ini lantaran, perubahan metodologi SNA2000 menjadi SNA2008, sehingga terdapat beberapa perubahan, baik metodologi maupun penambahan-penambahan sektor baru.
Tahun dasar terakhir menggunakan tahun dasar 2000, berdasarkan rekomendasi PBB, maka harus di update secara regular. Perubahan ke tahun dasar 2010 ini merupakan perubahan keenam.
"Dengan perubahan ini, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati kondisi ekonomi sebenarnya," pungkas dia.
(izz)