Bank Panin Targetkan Kredit Tumbuh Moderat
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Panin Tbk optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan kredit hingga15% tahun ini.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) diharapkan dapat tumbuh mengikuti di bawah target kredit, mengingat proyeksi kondisi perekonomian nasional yang masih tertekan tahun ini. PresidenDirekturBankPanin Herwidayatmo mengatakan, perseroan lebih memilih menjaga pertumbuhan yang moderat dengan mengikuti anjuran Bank Indonesia (BI). Untuk itu, perseroan lebih memilih untuk fokus pada penguatan jaringan yang telah dimiliki.
“Potensi kekuatan kami pada jaringan akan dimaksimalkan tahun ini. Kami yakin penguatan posisi di pasar dalam negeri adalah kunci memenangi MEA nanti. Pasar nasional masih sangat luas,” ujar Herwidayatmo saat ditemui kantornya di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, posisi likuiditas atau LDR perseroan akan dijaga di level 87–92%. Saat ini pihaknya masih belum menentukan besaran obligasi yang akan dibutuhkan tahun ini.
Namun yang pasti pendanaan tetap akan mengandalkan potensi dana murah. “Kami masih menghitung nilai pendanaan dari market seperti obligasi tahun ini. Namun, yang terbesar tentu dari dana murah. Kita sudah siapkan strateginya baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang” ujarnya. Pihaknya juga mengincar kredit sindikasi infrastruktur mengingat tren pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
Meski akan fokus pada segmen konservatif, tidak menutup kemungkinan Bank Panin terlibat dalam mendukung upaya peningkatan ketersediaan infrastruktur melalui pembiayaan berskema sindikasi, baik dengan institusi keuangan nasional maupun asing. “Kami pasti tidak sanggup masuk sendiri dalam kredit infrastruktur. Tapi kalau sindikasi, kami masih pertimbangan,” ujarnya.
Dari laporankeuanganperseroan pada September 2014, emiten ini berhasil mencatatkan laba setelah pajak bersih senilai Rp1,79 triliun. Ini naik 12,84% dari Rp1,58 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba tersebut ditopang kenaikan pendapatan bunga sebesar 19,45% menjadi Rp10,06 triliun pada September 2014 secara year on year(YoY).
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 6,31% menjadi Rp109,18 triliun dari Rp102,69 triliun pada September 2013. Sementara, DPK tumbuh di bawah peningkatan kredit atau sebesar 5,44% secara YoY menjadi Rp120,06 triliun. Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, PNBN mencatatkan loan to deposit ratio (LDR) perseroan di posisi 90,5% pada September 2014.
Hafid fuad
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) diharapkan dapat tumbuh mengikuti di bawah target kredit, mengingat proyeksi kondisi perekonomian nasional yang masih tertekan tahun ini. PresidenDirekturBankPanin Herwidayatmo mengatakan, perseroan lebih memilih menjaga pertumbuhan yang moderat dengan mengikuti anjuran Bank Indonesia (BI). Untuk itu, perseroan lebih memilih untuk fokus pada penguatan jaringan yang telah dimiliki.
“Potensi kekuatan kami pada jaringan akan dimaksimalkan tahun ini. Kami yakin penguatan posisi di pasar dalam negeri adalah kunci memenangi MEA nanti. Pasar nasional masih sangat luas,” ujar Herwidayatmo saat ditemui kantornya di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, posisi likuiditas atau LDR perseroan akan dijaga di level 87–92%. Saat ini pihaknya masih belum menentukan besaran obligasi yang akan dibutuhkan tahun ini.
Namun yang pasti pendanaan tetap akan mengandalkan potensi dana murah. “Kami masih menghitung nilai pendanaan dari market seperti obligasi tahun ini. Namun, yang terbesar tentu dari dana murah. Kita sudah siapkan strateginya baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang” ujarnya. Pihaknya juga mengincar kredit sindikasi infrastruktur mengingat tren pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
Meski akan fokus pada segmen konservatif, tidak menutup kemungkinan Bank Panin terlibat dalam mendukung upaya peningkatan ketersediaan infrastruktur melalui pembiayaan berskema sindikasi, baik dengan institusi keuangan nasional maupun asing. “Kami pasti tidak sanggup masuk sendiri dalam kredit infrastruktur. Tapi kalau sindikasi, kami masih pertimbangan,” ujarnya.
Dari laporankeuanganperseroan pada September 2014, emiten ini berhasil mencatatkan laba setelah pajak bersih senilai Rp1,79 triliun. Ini naik 12,84% dari Rp1,58 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba tersebut ditopang kenaikan pendapatan bunga sebesar 19,45% menjadi Rp10,06 triliun pada September 2014 secara year on year(YoY).
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 6,31% menjadi Rp109,18 triliun dari Rp102,69 triliun pada September 2013. Sementara, DPK tumbuh di bawah peningkatan kredit atau sebesar 5,44% secara YoY menjadi Rp120,06 triliun. Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, PNBN mencatatkan loan to deposit ratio (LDR) perseroan di posisi 90,5% pada September 2014.
Hafid fuad
(ars)