BPS: Masyarakat Indonesia Semakin Bahagia
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks kebahagiaan Indonesia 2014 menjadi 68,28%. Angka ini naik 3,17 poin daru tahun sebelumnya sebesar 65,11%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, indeks kebahagiaan ini diukur melalui sejumlah indikator seperti pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan.
"Pada 2013, indeks kebahagian Indonesia sebesar 65,11%, sementara pada 2014 naik 3,17 poin menjadi 68,28%. Ini merupakan indeks komposit 10 aspek kehidupan. Semakin tinggi indeks, maka tingkat kehidupan semakin bahagia," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Menurutnya, kesepuluh aspek yang di ukur itu meliputi, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan alat, aspek pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan waktu luang, aspek hubungan sosial, kondisi sosial, keamanan dan lingkungan hidup.
Suryamin mengatakan, semua tingkat kepuasan penduduk terhadap semua aspek kehidupan mengalami peningkatan dibanding 2013. Tertinggi peningkatan pendapatan rumah tangga penduduk Indonesia meningkat 5,06 poin dari 58,03% menjadi 63,09%.
Sementara, keharmonisan keluarga megalami peningkatan paling rendah 0,78 poin dari 78,11% menjadi 78,89%. Survei ini pada umumnya menggunakan monetary based indicator, yang diikur melalui dua cara, yaitu menggunakan standar sama dan menggunakan standar individu.
"Jadi, indeks kebahagian diukur menggunakan pendekatan kepuasan, melalui wawancara," tambah dia.
Kkomposisi responden menurut wilayah perkotaan 57,84% dan pedesaan 42,16%. Begitu pun menurut representasi kelamin, laki-laki (50,98%) dan perempuan (49,02%). Serta kepala rumah tangga (KRT) sebesar 64,34% dan pasangan KRT hanya 35,66%.
Untuk diketahui, BPS sudah mengukur tingkat kebahagian sebanyak dua kali. Namun, sampel diperluas dari 10 ribu sampel pada 2012 menjadi 70.631 sampel pada 2014, sehingga survei ini bisa mengukur angka indeks kebahagian di setiap provinsi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, indeks kebahagiaan ini diukur melalui sejumlah indikator seperti pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan.
"Pada 2013, indeks kebahagian Indonesia sebesar 65,11%, sementara pada 2014 naik 3,17 poin menjadi 68,28%. Ini merupakan indeks komposit 10 aspek kehidupan. Semakin tinggi indeks, maka tingkat kehidupan semakin bahagia," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Menurutnya, kesepuluh aspek yang di ukur itu meliputi, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan alat, aspek pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan waktu luang, aspek hubungan sosial, kondisi sosial, keamanan dan lingkungan hidup.
Suryamin mengatakan, semua tingkat kepuasan penduduk terhadap semua aspek kehidupan mengalami peningkatan dibanding 2013. Tertinggi peningkatan pendapatan rumah tangga penduduk Indonesia meningkat 5,06 poin dari 58,03% menjadi 63,09%.
Sementara, keharmonisan keluarga megalami peningkatan paling rendah 0,78 poin dari 78,11% menjadi 78,89%. Survei ini pada umumnya menggunakan monetary based indicator, yang diikur melalui dua cara, yaitu menggunakan standar sama dan menggunakan standar individu.
"Jadi, indeks kebahagian diukur menggunakan pendekatan kepuasan, melalui wawancara," tambah dia.
Kkomposisi responden menurut wilayah perkotaan 57,84% dan pedesaan 42,16%. Begitu pun menurut representasi kelamin, laki-laki (50,98%) dan perempuan (49,02%). Serta kepala rumah tangga (KRT) sebesar 64,34% dan pasangan KRT hanya 35,66%.
Untuk diketahui, BPS sudah mengukur tingkat kebahagian sebanyak dua kali. Namun, sampel diperluas dari 10 ribu sampel pada 2012 menjadi 70.631 sampel pada 2014, sehingga survei ini bisa mengukur angka indeks kebahagian di setiap provinsi.
(izz)