Tak Realistis, Formula Harga Biodiesel Diubah

Kamis, 05 Februari 2015 - 14:26 WIB
Tak Realistis, Formula...
Tak Realistis, Formula Harga Biodiesel Diubah
A A A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan segera menetapkan acuan baru formula harga indeks pasar (HIP) biodiesel. Hal itu lantaran acuan harga biodiesel terhadap Mean of Pleats Singapore (MoPS) tidak realistis.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridha Mulyana mengatakan, acuan terhadap MoPS tidak lagi realistis karena turunnya harga BBM jenis solar. Sehingga, pemerintah mengubah acuan harga biodiesel kepada minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

"Formula harga biodiesel akan segera ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM karena memberi kepastian terhadap pelaku usaha," katanya di Jakarta, Kamis (5/1/2015).

Ridha menjelaskan, formula harga baru biodiesel memperhitungkan komponen biaya produksi dan marjin. Adapun pembentukan formula harga dilakukan bersama pelaku usaha di sektor bahan bakar nabati (BBN).

Hingga kini, HIP biodiesel masih berpatokan pada harga MoPS. Keputusan Menteri ESDM No 2185/12/MEM/2014 menetapkan harga indeks pasar untuk BBN jenis biosolar sebesar 103,48 MOPS solar.

Sementara Ketua Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, penetapan HIP biodiesel memang semestinya menggunakan parameter biaya bahan baku dan biaya produksi.

"Kalau harga BBN disamakan dengan harga BBM, maka bisnis biofuel menjadi tidak menarik. Untuk itu kami sedang mengusahakan agar harganya menarik. Parameternya, biaya bahan baku ditambah biaya proses," kata Paulus.

Sementara, terkait penetapan subsidi biodiesel sebesar Rp4.000 per liter dan subsidi bioethanol sebesar Rp3.000 per liter untuk public service obligation (pso). Ridha mengaku tidak sepakat karena selama ini subsidi telah ditanggung pelaku usaha, pemerintah justru menanggung beban.

"Kami justru tidak sepakat karena selama ini sudah ditanggung mereka. Tapi kemudian diambil alih pemerintah padahal mereka yang non PSO sudah mau mencampurkan tanpa subsidi," jelasnya.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan subsidi biodiesel tentu akan menjadi daya tarik bagi para pemasok biodiesel. Lantaran jika harga minyak mentah naik, delta-nya akan makin dekat dan begitu pula sebaliknya.

"Subsidi semakin dekat deltanya. Jadi makin untung asosiasi. Perhitungan subsidi sekarang menarik," kata Ahmad Bambang.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0833 seconds (0.1#10.140)