Mentan Targetkan Produksi Padi di Bali Naik 20% Per Tahun
A
A
A
DENPASAR - Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi di Bali meningkat sekitar 20% per tahun. Saat ini produksi padi se-Bali sekitar 500 ribu ton. Padahal, kebutuhan beras di sana hanya 400 ribu ton.
Menteri Pertanian (Menyan), Andi Amran Sulaiman menyatakan, tidak hanya di Bali yang ditarget produksi padi naik 20% , tapi ada daerah-daerah lainnya. Ada lima faktor dalam memengaruhi produksi pertanian, yaitu irigasi, pupuk sering terlambat, benih terlambat, alat mesin pertanian kurang, dan kekurangan penyuluhan.
“Kita menargetkan produksi padi di Bali naik sekitar 20% per tahun. Bila melihat potensi beras di Bali kami yakin bisa tercapai,” ujarnya di Badung, Jumat (6/2/2015).
Dia menjelaskan, keterlambatan itu disebabkan regulasi yang kurang pas, pemerintah dengan perusahaan BUMN kurang bersinergi. “Sekarang ini bagaimana bisa menanam padi tepat waktu bila pengadaan benih membutuhkan waktu dua bulan. Karena selama ini pengadaan benih padi selalu ditenderkan. Sementara musim tanam sudah berlangsung,” jelasnya.
Selain itu, pupuk juga sering terlambat, apabila distribusi terlambat dua minggu maka para petani juga akan mengalami kerugian yang sangat besar. “Kita dalam memproduksi padi semuanya harus tepat dan disiplin,” jelasnya.
Untuk mengatasi kekurangan alat, Kementerian Pertanian memberikan bantuan alat traktor 60 ribu unit di seluruh Indonesia, bila produksinya naik 20%, maka akan ditingkatkan lagi.
Dalam pertemuan itu para petani Desa Cemagi, Badung pun mengatakan selama ini masih kekuarangan alat traktor selain itu juga masih sering mengalami keterlambatan pupuk, dan benih.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardana menyatakan target kementerian pertanian akan tercapai. Sebab, saat ini dari segi alat dan perairan di Bali sudah diperbaiki. “Kami yakin dan percaya kita bisa mencapai target,” tandasnya.
Menteri Pertanian (Menyan), Andi Amran Sulaiman menyatakan, tidak hanya di Bali yang ditarget produksi padi naik 20% , tapi ada daerah-daerah lainnya. Ada lima faktor dalam memengaruhi produksi pertanian, yaitu irigasi, pupuk sering terlambat, benih terlambat, alat mesin pertanian kurang, dan kekurangan penyuluhan.
“Kita menargetkan produksi padi di Bali naik sekitar 20% per tahun. Bila melihat potensi beras di Bali kami yakin bisa tercapai,” ujarnya di Badung, Jumat (6/2/2015).
Dia menjelaskan, keterlambatan itu disebabkan regulasi yang kurang pas, pemerintah dengan perusahaan BUMN kurang bersinergi. “Sekarang ini bagaimana bisa menanam padi tepat waktu bila pengadaan benih membutuhkan waktu dua bulan. Karena selama ini pengadaan benih padi selalu ditenderkan. Sementara musim tanam sudah berlangsung,” jelasnya.
Selain itu, pupuk juga sering terlambat, apabila distribusi terlambat dua minggu maka para petani juga akan mengalami kerugian yang sangat besar. “Kita dalam memproduksi padi semuanya harus tepat dan disiplin,” jelasnya.
Untuk mengatasi kekurangan alat, Kementerian Pertanian memberikan bantuan alat traktor 60 ribu unit di seluruh Indonesia, bila produksinya naik 20%, maka akan ditingkatkan lagi.
Dalam pertemuan itu para petani Desa Cemagi, Badung pun mengatakan selama ini masih kekuarangan alat traktor selain itu juga masih sering mengalami keterlambatan pupuk, dan benih.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardana menyatakan target kementerian pertanian akan tercapai. Sebab, saat ini dari segi alat dan perairan di Bali sudah diperbaiki. “Kami yakin dan percaya kita bisa mencapai target,” tandasnya.
(dmd)