Wall Street Jatuh Dipicu Data Pekerjaan AS
A
A
A
NEW YORK - Indeks saham Wall Street jatuh pada perdagangan Jumat waktu setmpat karena data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan.
Hal itu meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada pertengahan tahun. Selain itu, kekhawatiran baru atas negosiasi utang Yunani menambah tekanan di Wall Street.
Sektor utilitas di indeks S&P 500 (SPLRCU) turun 4,1%, penurunan harian terbesar sejak Agustus 2011. Sementtara sektor keuangan (SPSY) yang cenderung mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga, naik 0,7%.
Namun, tiga indeks utama telah mencatat kenaikan tertinggi selama sepekan, dengan Dow naik 3,8%, keuntungan mingguan terbesar sejak Januari 2013.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, data upah meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari, dengan jumlah pekerjaan naik tajam. Tingkat pengangguran hanya naik tipis 5,7% akibat meningkatnya angkatan kerja.
Setelah laporan tersebut, para pedagang berspekulasi bahwa bank sentral AS akan mulai menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun ini.
"Dengan laporan kerja lebih kuat dari yang diantisipasi, ada yang memperkirakan bahwa Fed akan lebih awal menikan suku bunganya. Kita telah melihat sektor keuangan yang membaik dan sektor utilitas memburuk karena suku bunga," kata Wakil Presiden di BB & T Wealth Management Bucky Hellwig seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (6/2/2015).
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 60,59 poin atau 0,34% ke 17.824,29; indeks S&P 500 kehilangan 7,05 poin atau 0,34% ke 2.055,47; dan Nasdaq Composite turun 20,70 poin atau 0,43% ke 4.744,40.
Sekitar 7,7 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, turun dibandingkan rata-rata selama lima hari perdagangan sebanyak 7,9 miliar.
Hal itu meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada pertengahan tahun. Selain itu, kekhawatiran baru atas negosiasi utang Yunani menambah tekanan di Wall Street.
Sektor utilitas di indeks S&P 500 (SPLRCU) turun 4,1%, penurunan harian terbesar sejak Agustus 2011. Sementtara sektor keuangan (SPSY) yang cenderung mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga, naik 0,7%.
Namun, tiga indeks utama telah mencatat kenaikan tertinggi selama sepekan, dengan Dow naik 3,8%, keuntungan mingguan terbesar sejak Januari 2013.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, data upah meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari, dengan jumlah pekerjaan naik tajam. Tingkat pengangguran hanya naik tipis 5,7% akibat meningkatnya angkatan kerja.
Setelah laporan tersebut, para pedagang berspekulasi bahwa bank sentral AS akan mulai menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun ini.
"Dengan laporan kerja lebih kuat dari yang diantisipasi, ada yang memperkirakan bahwa Fed akan lebih awal menikan suku bunganya. Kita telah melihat sektor keuangan yang membaik dan sektor utilitas memburuk karena suku bunga," kata Wakil Presiden di BB & T Wealth Management Bucky Hellwig seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (6/2/2015).
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 60,59 poin atau 0,34% ke 17.824,29; indeks S&P 500 kehilangan 7,05 poin atau 0,34% ke 2.055,47; dan Nasdaq Composite turun 20,70 poin atau 0,43% ke 4.744,40.
Sekitar 7,7 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, turun dibandingkan rata-rata selama lima hari perdagangan sebanyak 7,9 miliar.
(rna)