Dari 1%, Oleh 1%, dan Untuk 1%

Minggu, 08 Februari 2015 - 10:30 WIB
Dari 1%, Oleh 1%, dan Untuk 1%
Dari 1%, Oleh 1%, dan Untuk 1%
A A A
Dalam artikel Kaya, Kaya Sekali, dan Super Kaya beberapa tahun lalu, saya menuliskan seseorang dapat disebut kaya jika memiliki aset likuid USD100.000 atau Rp1,25 miliar di luar rumah kediaman dankaya sekali jika kekayaan minimal USD1 juta atau Rp12,5 miliar.

Ada sedikitnya 20 juta orang di dunia ini yang pantas disebut jutawan dalam dolar AS. Di posisi berikutnya adalah orang superkaya dengan kekayaan minimal USD30 juta yang jumlahnya sekitar 1% dari yang kaya sekali atau 210.000 orang.

Mereka tersebar di Amerika Utara (75.000 orang dengan kekayaan USD10,3 triliun), Eropa (62.000 orang dengan USD8,4 triliun), Asia (47.000 orang dengan USD7 triliun), Amerika Latin dan Karibia (15.000 orang dengan USD2,2 triliun), Timur Tengah (1.000 orang dengan USD1 triliun), Pasifik (4.000 orang dengan USD0,5 triliun), dan Afrika (3.000 orang dengan USD0,44 triliun).

Forbes tahun lalu juga mencatat, ada 1% dari orang superkaya ini yang memiliki aset bersih minimal USD1 miliar atau Rp12,5 triliun. Inilah 1.645 miliarder dunia. Dilihat dari kewarganegaraannya, Amerika Serikat (AS) tetap tak tergoyahkan di posisi teratas dengan 492 orang, disusul China yang menempatkan 152 miliarder, dan Rusia dengan 111 miliarder.

Total kekayaan mereka mencapai USD6,4 triliun. Kekayaan sebesar ini ekuivalen dengan penghasilan 250 juta penduduk Indonesia selama 8 tahun mengingat pendapatan nasional kita sekitar USD800 miliar setahun. Bill Gates kembali menjadi orang terkaya dunia untuk keempat kalinya secara berturutturut dan ke-21 kali dari seluruh 28 publikasi yang dilakukan Forbes.

Di urutan kedua adalah Carlos Slim Helu dari Meksiko dengan kekayaan USD72 miliar, dan Amancio Ortega dari Spanyol di posisi ketiga dengan USD64 miliar. Seseorang perlu memiliki minimal USD31 miliar untuk bisa masuk Top 20 terkaya dunia menurut Forbes.

Rp3,6 Juta/Detik

Tahun 2014 lalu kekayaan Bill bertambah USD9 miliar menjadi USD80,6 miliar. Mengingat setahun terdiri atas 31,536 juta detik, kekayaannya bertambah sebesar USD285,4 atau Rp3,567 juta per detik dan Rp214 juta per menit. Jangan sedih jika pendapatan Anda setahun masih jauh di bawah perolehan Bill Gates dalam semenit.

Separuh lebih penduduk Indonesia dan juga dunia lebih mengenaskan lagi yaitu berpenghasilan bulanan kurang dari sedetiknya Bill Gates atau di bawah Rp3,6 juta. Untuk Anda ketahui, saat ini masih ada sekitar 1 miliar penduduk dunia berpenghasilan kurang dari USD1,25 sehari dan 2,2 miliar yang berpenghasilan kurang dari USD2 sehari.

Di negara kita sendiri masih ada 30,2 juta orang (12%) berpenghasilan kurang dari Rp330 ribu sebulan dan sekitar 40% penduduk yang kurang dari USD2 sehari. Bill Gates kembali dinobatkan sebagai yang terkaya dengan kekayaan USD85 miliar menurut Hurun Global Rich List 2015 minggu lalu.

Ada 2.089 miliarder dunia, naik 222 orang dari tahun lalu, yang berasal dari 68 negara dengan total kekayaan sebesar USD6,7 triliun. AS, China, dan India keluar sebagai negara dengan miliarder terbanyak. Indonesia sendiri menempatkan 24 orang dengan kekayaan rata-rata USD2,13 miliar di peringkat 185 hingga 1.911, bervariasi dari USD6,5 miliar hingga USD1 miliar.

6% untuk 80% Terbawah

Menurut Oxfam bulan lalu, kekayaan 80 terkaya dunia mencapai USD1,9 triliun atau lebih dari dua kali produk domestik bruto negara kita. Yang mencengangkan, angka ini setara dengan total kekayaan yang dimiliki lebih dari 3 miliar penduduk dunia. Ini artinya kekayaan satu orang dalam kelompok 80 terkaya dunia ekuivalen dengan kekayaan sekitar 40 juta orang di kelompok bawah.

Oxfam juga mencatat, 1% penduduk terkaya dunia pada tahun 2009 hanya menguasai 44% kekayaan dunia. Tahun lalu angka ini sudah melonjak menjadi 48% dan tahun depan 50% lebih. Ini berarti kekayaan 1% penduduk teratas yang memiliki rata-rata USD2,7 juta per orang akan lebih besar daripada 99% penduduk dunia lainnya.

Lebih lanjut, Oxfam juga melaporkan bahwa dari 52% sisa untuk 99% penduduk dunia di tahun 2014, sejatinya sebagian besar yaitu 46% adalah milik 20% terkaya dunia sehingga tersisa hanya 6% untuk 80% lainnya atau rata-rata hanya USD3.851 (Rp48 juta). Ekonomi dunia semakin jauh dari pemerataan. Kekayaan di dunia kini berada di genggaman segelintir orang saja.

Satu Persen Terkaya Mendominasi

Ketimpangan penghasilan dan kekayaan terjadi tidak saja di negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di negara adi daya sekelas AS. American dream yang didambakan dan tadinya diyakini milik semua orang Amerika nyatanya kemudian hanya dinikmati 1% penduduknya.

Dalam artikelnya tentang kondisi AS saat krisis finansial lalu, Stiglitz sebagai salah seorang pemenang nobel ekonomi mengatakan perekonomian AS adalah perekonomian dari 1%, oleh 1%, dan untuk 1%. 1% penduduk teratas di sana menguasai seperempat pendapatan nasional (25%) dan 40% aset nasional. Angka-angka ini meningkat dari 12% dan 33% pada 30 tahun lalu.

Sementara, 99% lainnya hanya dapat menjadi penonton yang menyaksikan kesempatan yang terus menyusut buat mereka. Jika beberapa dekade lalu AS meledek Brasil dengan ketimpangan ekonominya yang parah yaitu 1% penduduk menguasai hingga 49% aset nasional, kini mereka mengalaminya sendiri.

Jika Brasil dan negaranegara Amerika Latin lainnya terus berjuang mengurangi kesenjangan ekonomi ini dan mulai berhasil, di AS distribusi pendapatan ini justru semakin melebar. Dunia kini terbagi atas mereka yang berada di 1% papan teratas dan 99% yang menempati sisanya.

Kemungkinan untuk masuk dan bergabung dalam kelompok Top 1% selalu terbuka. Namun, keinginan ini memerlukan gabungan dari motivasi kuat, kesempatan emas, keterampilan tinggi, dan kerja keras. Selamat mewujudkan impian Anda.

Budi Frensidy
Staf Pengajar FEUI dan Perencana Keuangan, www.fund-and-fun.com @BudiFrensidy
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5128 seconds (0.1#10.140)