Penyaluran Kredit 2015 Diprediksi Tumbuh 17 %

Senin, 09 Februari 2015 - 13:59 WIB
Penyaluran Kredit 2015 Diprediksi Tumbuh 17 %
Penyaluran Kredit 2015 Diprediksi Tumbuh 17 %
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penyaluran kredit tahun ini akan tumbuh di kisaran 15-17% dari 12% pada tahun 2014.

BI juga memperkirakan, prospek bisnis tahun ini akan jauh lebih baik apabila pertumbuhan ekonomi sekitar 5,6%. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga faktor yang memengaruhi pertumbuhan kredit tahun ini yakni suku bunga, likuiditas, dan prospek bisnis pertumbuhan ekonomi. “Memang, dari suku bunga masih relatif tinggi ya, karena kita memang fokusnya pada stabilitas. Tapi, likuiditas sudah kita kucurkan. Jadi, memang funding perbankan tidak masalah untuk salurkan kredit,” kata Perry di Jakarta akhir pekan lalu.

Menurut Perry, pertumbuhan ekonomi di angka 5,6% akan mendorong pertumbuhan kredit. Tapi, kemungkinan pertumbuhan kredit baru akan terakselerasi di kuartal II dan III sesuai dengan siklus ekspansi fiskal. Perry mengatakan, ekspansi fiskal akan naik di kuartal II, dan kenaikan terbesarnya di kuartal III dan IV. “Jadi, dari sisi kegiatan ekonomi akan muncul dan itu akan mendorong pertumbuhan kredit karena likuiditasnya sudah kendur. Tinggal kita tunggu permintaan kredit,” ujarnya.

Sementara, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kebijakan-kebijakan makroprudensial akan diarahkan untuk mendorong bank-bank semakin gencar menyalurkan kredit. Menurutnya, ada beberapa kebijakan yang akan dikeluarkan BI terkait loan to deposit ratio (LDR) serta insentif kredit kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Namun, kebijakan- kebijakan itu masih dalam tahap finalisasi. “Itu pembahasan masih dalam finalisasi. Beberapa kawan sudah merumuskan kebijakannya, beberapa kali dibahas. Kita masih menunggu yang lain,” papar dia. Penyaluran kredit perbankan pada Desember 2014 tercatat sebesar Rp3.702,2 triliun atau tumbuh 11,4% (year on year/yoy) namun melambat dibanding November 2014 (11,7%).

Menurut Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, pertumbuhan ekonomi yang tidak sejalan dengan kredit yang hanya tumbuh 11,4% membuat rasionya juga mengalami penurunan. “Iya, memang sesuai dengan pertumbuhannya. Kalau pertumbuhannya melambat, maka kreditnya akan lambat juga,” kata Halim.

Dia mengatakan, apabila tahun ini pertumbuhan ekonominya membaik, maka pertumbuhan kreditnya juga akan membaik sekitar 14–17%. Menurutnya, pada tahun ini bank-bank juga masih cukup optimistis pertumbuhan kredit masih bisa sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB).

Kalau kondisi ekonomi tahun ini membaik, maka penyaluran kredit terutama untuk jenis penggunaan modal kerja (KMK) juga akan membaik. Selain itu, kredit investasi diperkirakan juga akan membaik. “Kita lihat saja, yang paling krusial adalah kegiatan pemerintah, ekspansi dari pembangunan yang direncanakan pemerintah akan mendorong domestik demand kita akan lebih tinggi,” ungkapnya.

Sebelumnya BI memperkirakan, pada kuartal I tahun ini suku bunga kredit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Ratarata suku bunga kredit modal kerja naik 11 bps menjadi 13,6% per tahun, kemudian suku bunga kredit investasi naik 16 bps menjadi 13,46% per tahun, serta suku bunga kredit konsumsi naik 7 bps menjadi 15,61% per tahun.

Tingginya suku bunga dan risiko penyaluran kredit juga diprediksi bisa menghambat laju pertumbuhan. Namun, jika pertumbuhan ekonomi terjaga, penyaluran kredit dipastikan meningkat.

Kunthi Fahmar Sandy
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6512 seconds (0.1#10.140)