BI Rate Naik Jadi 6,25%, BTN Turunkan Target Pertumbuhan Kredit
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. ( BBTN ) bakal menurunkan target pertumbuhan kredit ke level 10%-11% tahun ini seiring Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan 6,25%. Berdasarkan laporan pertumbuhan kredit Kuartal I-2024 sebesar 14,8%.
"Jadi saya malah agak berusaha sekarang mau nurunin pertumbuhan kredit 14% supaya balik ke 10-11% untuk mengantisipasi likuiditas yang mungkin belakangan akan menjadi lebih mahal karena naiknya BI Rate," ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I-2024, Kamis (25/4/2024).
Menurut dia untuk menghadapi era suku bunga tinggi secara rasional mendorong perbankan menurunkan pertumbuhan kredit. Hal itu sebagai upaya mengantisipasi kondisi geopolitik yang belum stabil.
"Masalahnya memang dari luar negeri semua. Kita kena dampaknya sebenarnya. Kita baik-baik bunga naik dan kita baik-baik inflasi naik," kata dia.
BTN pada periode Januari hingga Maret 2024 membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp299,7 triliun.
"Jadi saya malah agak berusaha sekarang mau nurunin pertumbuhan kredit 14% supaya balik ke 10-11% untuk mengantisipasi likuiditas yang mungkin belakangan akan menjadi lebih mahal karena naiknya BI Rate," ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I-2024, Kamis (25/4/2024).
Menurut dia untuk menghadapi era suku bunga tinggi secara rasional mendorong perbankan menurunkan pertumbuhan kredit. Hal itu sebagai upaya mengantisipasi kondisi geopolitik yang belum stabil.
"Masalahnya memang dari luar negeri semua. Kita kena dampaknya sebenarnya. Kita baik-baik bunga naik dan kita baik-baik inflasi naik," kata dia.
BTN pada periode Januari hingga Maret 2024 membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp299,7 triliun.
(nng)