Salurkan Pembiayaan Rp11 T, NPL SMF Hanya 0%
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto mengatakan, non performing loan (NPL) SMF pada angka 0% sejak 2009. Sebab itu, investasi di SMF menjanjikan.
"NPL kita 0% sejak 2009, secara kumulatif kita telah menyalurkan Rp11 triliun kepada penyalur KPR tertama dari perbankan. Sementara, hasil sekuritas kita mencapai Rp5,5 triliun," katanya dalam seminar bertajuk EBA-SP: Sebagai Pilihan Pembiayaan Pemilikan Rumah dan Peluang Investasi, Graha Building, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Menurutnya, SMF telah melakukan tujuh kali melakukan sekuritisasi sejak 2009. Semua EBA KPR yang diterbitkan mendapatkan rating idAAA dari Pefindo, yang mencerminkan risiko sangat baik dari aset-aset yang disekuritisasi.
Selain sekuritisasi dan penerbitan surat utang, SMF juga melakukan penyaluran pinjaman, yang hingga saat ini sudah mencapai Rp11,091 triliun. Pertumbuhan penyaluran pinjaman diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian dengan memiliki risiko kredit yang rendah dan tidak ada NPL.
"Sebab itu, kami yakinkan ini akan aman. Sekuritisasi hanya dilakukan satu kali, bukan derivative yang berlapis-lapis. Sebab itu kami membutuhkan dukungan pemerintah," tandas Raharjo.
"NPL kita 0% sejak 2009, secara kumulatif kita telah menyalurkan Rp11 triliun kepada penyalur KPR tertama dari perbankan. Sementara, hasil sekuritas kita mencapai Rp5,5 triliun," katanya dalam seminar bertajuk EBA-SP: Sebagai Pilihan Pembiayaan Pemilikan Rumah dan Peluang Investasi, Graha Building, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Menurutnya, SMF telah melakukan tujuh kali melakukan sekuritisasi sejak 2009. Semua EBA KPR yang diterbitkan mendapatkan rating idAAA dari Pefindo, yang mencerminkan risiko sangat baik dari aset-aset yang disekuritisasi.
Selain sekuritisasi dan penerbitan surat utang, SMF juga melakukan penyaluran pinjaman, yang hingga saat ini sudah mencapai Rp11,091 triliun. Pertumbuhan penyaluran pinjaman diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian dengan memiliki risiko kredit yang rendah dan tidak ada NPL.
"Sebab itu, kami yakinkan ini akan aman. Sekuritisasi hanya dilakukan satu kali, bukan derivative yang berlapis-lapis. Sebab itu kami membutuhkan dukungan pemerintah," tandas Raharjo.
(izz)