Pesona Elegan si Kayu Hitam

Rabu, 11 Februari 2015 - 14:13 WIB
Pesona Elegan si Kayu...
Pesona Elegan si Kayu Hitam
A A A
Keawetannya setara dengan kayu jati. Warnanya gelap dengan tekstur serat yang unik. Inilah yang menjadi daya tarik si kayu sonokeling.

Indonesia dengan kawasan hutan tropisnya yang cukup luas merupakan salah satu negara penghasil kayu keras berkualitas tinggi terbesar di dunia. Selain jati yang namanya sudah tersohor di mancanegara, terdapat pula beberapa jenis kayu lain yang tidak kalah bagus. Salah satunya adalah sonokeling.

Kayu ini dihasilkan dari pohon sonokeling atau sanakeling dengan nama latin Dalbergia latifolia roxb. Dalam sistem kekerabatan tanaman, sonokeling termasuk anggota dari keluarga Fabacceae. Adapun dalam perdagangan internasional, kayu ini memiliki nama lain seperti Indian rosewood, Bombay blackwood, dan Java palisander. Di Jawa, kayu ini dikenal sebagai sonobrit dan sonosungu atau kayu hitam.

“Keberadaan kayu sonokeling memang tidak sepopuler jati. Namun, bukan berarti kualitasnya kalah dengan jati. Kayu ini memiliki banyak keunggulan yang tidak dipunyai kayu lain. Keunggulan utamanya terletak pada serat dan tekstur kayunya,” tutur arsitek Rizky Artando. Serat dan tekstur kayu sonokeling tergolong indah dan bernilai dekoratif.

Tekstur kayunya cukup halus dengan arah serat lurus dan kadang kala berombak. Menurut Yohanes Natupali dari Magenta Supplies, produsen furnitur berbahan kayu sonokeling, kayu sonokeling berada di kelompok kayu indah kelas satu, hampir sama dengan kayu jati. Artinya, kedua kayu tersebut memiliki keindahan yang setara. Keindahan kayu sonokeling didukung warnanya yang unik.

Bagian tengah kayu ini berwarna cokelat ungu tua dengan garis-garis berwarna lebih tua sampai hitam. Corak yang unik inilah yang menjadikan kayu sonokeling amat digemari pembuat furnitur maupun handicraft berkelas tinggi. Furnitur yang dibuat menggunakan kayu ini akan terlihat mewah dan menarik.

“Kayu sonokeling tergolong ke dalam kayu keras dengan bobot sedang hingga berat. Sebagai kayu keras, berarti kayu ini memiliki pori-pori yang rapat sehingga tidak mudah lapuk atau tidak selunak kayu randu atau kayu kapuk dan sejenisnya. Berat jenisnya 0,77 sampai 0,86 pada kadar air sekitar 15%,” kata Yohanes.

Meski tergolong kayu keras, kayu sonokeling cukup mudah diproses seperti dipotong, digergaji, diukir, dan diampelas. Karakter ini pula yang menjadikan kayu sonokeling cocok dan banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai produk olahan kayu dengan kualitas bagus. Tidak hanya itu, sonokeling juga termasuk kayu yang sangat awet. Berdasarkan klasifikasi keawetannya, kayu ini berada dalam satu kelas dengan kayu jati, yaitu kelas awet satu atau sangat awet.

Ini menunjukkan kalau kayu sonokeling memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap serangan jamur, rayap, bubuk, atau serangga perusak kayu lain meskipun tanpa diberi bahan pengawet kayu terlebih dahulu. “Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif yang berbentuk seperti getah yang dihasilkan oleh kayu itu sendiri. Zat ini merupakan unsur racun bagi perusak kayu seperti rayap,” sebut Yohanes.

Meski memiliki banyak kelebihan, kayu sonokeling juga punya kekurangan. Warnanya yang unik ternyata sekaligus menjadi kelemahan jenis kayu satu ini. Mengapa? Sebab, bagi Anda penyuka furnitur yang finishing-nya menggunakan warna terang atau natural, seperti walnut brown dan cocoa brown, furnitur berbahan kayu sonokeling kurang cocok digunakan lantaran warna alami kayunya saja sudah gelap sehingga tidak bisa di-finishing dengan warna terang maupun warna natural.

Kekurangan lain terletak pada kadar airnya yang cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan bentuk furnitur berubah seperti melengkung jika dibuat menggunakan kayu yang masih basah.

Aprilia s andyna
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0678 seconds (0.1#10.140)