IHSG Diprediksi Melemah Jelang Rilis BI Rate
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua pekan ini diprediksi akan bergerak variatif (mixed), dengan kecenderungan melemah menjelang rilis BI rate.
"Pada perdagangan hari ini, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.251 dan resistance 5.384," kata analis teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah, Selasa (17/2/2015).
Sementara pasar saham Amerika Serikat (AS) semalam tutup karena ada libur Washington Birthday.
Dari pasar Asia, pergerakan indeks utama regional pagi ini terkoreksi. Indeks Nikkei 225 (Jepang) turun sebesar 0,37%, sedangkan indeks KOSPI Composite (Korea Selatan) melemah 0,04%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas mengalami apresiasi. Harga minyak mentah WTI naik 1,99% ke level USD56,25 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat 0,59% ke posisi USD1.227,10 per troi ons.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang sedianya akan dilaksanakan siang nanti. Dia memprediksi suku bunga acuan (BI rate) masih pada 7,75% karena risiko eksternal yang masih tinggi.
"Kami juga meyakini current account deficit (CAD) akan kembali melunak menjadi 2,8% terhadap GDP pada 2015," ujarnya.
Impor yang turun karena reformasi subsidi dan ditambah potensi turunnya harga minyak sebesar 30%-40% pada 2015 menjadi penyebabnya.
"Pada perdagangan hari ini, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.251 dan resistance 5.384," kata analis teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah, Selasa (17/2/2015).
Sementara pasar saham Amerika Serikat (AS) semalam tutup karena ada libur Washington Birthday.
Dari pasar Asia, pergerakan indeks utama regional pagi ini terkoreksi. Indeks Nikkei 225 (Jepang) turun sebesar 0,37%, sedangkan indeks KOSPI Composite (Korea Selatan) melemah 0,04%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas mengalami apresiasi. Harga minyak mentah WTI naik 1,99% ke level USD56,25 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat 0,59% ke posisi USD1.227,10 per troi ons.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang sedianya akan dilaksanakan siang nanti. Dia memprediksi suku bunga acuan (BI rate) masih pada 7,75% karena risiko eksternal yang masih tinggi.
"Kami juga meyakini current account deficit (CAD) akan kembali melunak menjadi 2,8% terhadap GDP pada 2015," ujarnya.
Impor yang turun karena reformasi subsidi dan ditambah potensi turunnya harga minyak sebesar 30%-40% pada 2015 menjadi penyebabnya.
(rna)