Pertamina Targetkan Kelola 128 SPBG
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa mengelola stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sebanyak 128 unit hingga akhir 2015. Saat ini Pertamina mengelola 52 SPBG.
”Pada 2015 ini kami rencanakan bertambah 76 unit lagi, sehingga total SPBG yang beroperasi sampai akhir tahun bisa 128 unit,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir di Jakarta kemarin. Menurut dia, tambahan 76 unit SPBG tersebut terdiri atas stasiun yang menyalurkan gas terkompresi (compressed natural gas /CNG) dengan merek Envogas sebanyak 47 unit.
Sisanya, SPBG yang menyalurkan liquefied gas vehicle (LGV) dengan merek Vi-Gas sebanyak 27 unit. Penambahan 47 unit SPBG Envogas, lanjutnya, terdiri atas 22 unit yang merupakan penugasan pemerintah. Kemudian Pertamina bekerja sama dengan PT PGN Tbk akan membangun SPBG yang terintegrasi SPBU atau SPBG Ecostation dengan target awal 25 unit pada 2015.
Saat ini Pertamina mengelola 52 unit SPBG yang terdiri atas 34 Envogas dan 18 Vi-Gas. Dari 34 SPBG Envogas itu, stasiun gas yang terhubung langsung dengan pipa (online ) sebanyak 27 unit dan tujuh lainnya berupa SPBG bergerak atau mobile refueling unit (MRU). ”Akan tetapi, sebagian SPBG online itu masih belum beroperasi akibat minimnya pasar, masalah izin, dan sosial,” kata Ali.
Kini SPBG online yang beroperasi hanya enam unit di Jabodetabek dan satu di Palembang dengan utilisasi di bawah 50%. Ketujuh MRU yang merupakan penugasan pemerintah baru saja diselesaikan pembangunannya oleh Pertamina kurang dari tiga bulan. Pertamina menjual BBG jenis Envogas dengan harga Rp3.100 per liter setara premium (LSP), sementara Vi-Gas Rp5.100 per LSP.
Pertamina belum lama ini juga telah menuntaskan pembangunan tujuh unit MRU jenis CNG yang merupakan penugasanpemerintahuntukpelaksanaan program konversi BBM ke BBG bagi transportasi darat. Ketujuh MRU tersebut adalah kelanjutan dari program yang dibiayai APBN 2014 dan dapat diselesaikan Pertamina kurang dari tiga bulan.
Nanang wijayanto
”Pada 2015 ini kami rencanakan bertambah 76 unit lagi, sehingga total SPBG yang beroperasi sampai akhir tahun bisa 128 unit,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir di Jakarta kemarin. Menurut dia, tambahan 76 unit SPBG tersebut terdiri atas stasiun yang menyalurkan gas terkompresi (compressed natural gas /CNG) dengan merek Envogas sebanyak 47 unit.
Sisanya, SPBG yang menyalurkan liquefied gas vehicle (LGV) dengan merek Vi-Gas sebanyak 27 unit. Penambahan 47 unit SPBG Envogas, lanjutnya, terdiri atas 22 unit yang merupakan penugasan pemerintah. Kemudian Pertamina bekerja sama dengan PT PGN Tbk akan membangun SPBG yang terintegrasi SPBU atau SPBG Ecostation dengan target awal 25 unit pada 2015.
Saat ini Pertamina mengelola 52 unit SPBG yang terdiri atas 34 Envogas dan 18 Vi-Gas. Dari 34 SPBG Envogas itu, stasiun gas yang terhubung langsung dengan pipa (online ) sebanyak 27 unit dan tujuh lainnya berupa SPBG bergerak atau mobile refueling unit (MRU). ”Akan tetapi, sebagian SPBG online itu masih belum beroperasi akibat minimnya pasar, masalah izin, dan sosial,” kata Ali.
Kini SPBG online yang beroperasi hanya enam unit di Jabodetabek dan satu di Palembang dengan utilisasi di bawah 50%. Ketujuh MRU yang merupakan penugasan pemerintah baru saja diselesaikan pembangunannya oleh Pertamina kurang dari tiga bulan. Pertamina menjual BBG jenis Envogas dengan harga Rp3.100 per liter setara premium (LSP), sementara Vi-Gas Rp5.100 per LSP.
Pertamina belum lama ini juga telah menuntaskan pembangunan tujuh unit MRU jenis CNG yang merupakan penugasanpemerintahuntukpelaksanaan program konversi BBM ke BBG bagi transportasi darat. Ketujuh MRU tersebut adalah kelanjutan dari program yang dibiayai APBN 2014 dan dapat diselesaikan Pertamina kurang dari tiga bulan.
Nanang wijayanto
(bbg)