Lima Bulan Kerja, Sudirman Said Sibuk Pencitraan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku, selama lima bulan menjadi menteri, dirinya sibuk memperbaiki citra dan kepercayaan masyarakat terhadap kementerian yang dipimpinnya.
Menurutnya, citra yang terus dipupuknya itu membuat kepercayaan publik kepada Kementerian ESDM kian hari semakin terbangun.
"Selama empat bulan ini kita berusaha jaga keseimbangan untuk interaksi dengan stakeholder dan menata di dalam juga. Empat bulan masih belum apa-apa, masih sangat awal. Jadi kalau main bola baru 9 menit," ucapnya di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Lebih lanjut dia mengatakan, selama masa kerja yang hampir setengah tahun ini, dirinya juga telah melakukan penyegaran di sektor minyak dan gas, dengan membongkar pasang jajaran pejabat di Ditjen Migas Kementerian ESDM dan SKK Migas.
"Misalnya di Migas sudah lakukan penyegaran. Ada beberapa orang yang terpaksa di non-job kan untuk pembinaan, karena situasi di migas perlu disegarkan," imbuhnya.
Selain itu, telah dibentuk pula Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang digawangi oleh ekonom anyar, Faisal Basri dan telah menghasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk perbaikan dalam tata kelola migas. Rekomendasi ini akan digunakan untuk menyusun revisi UU Nomor 22/2001.
Sementara di sektor ketenagalistrikan, Kementerian ESDM terus mengupayakan terwujudnya ambisi Jokowi untuk program kelistrikan 35 ribu megawatt (mw) yang didukung dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atas koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Kita juga membentuk Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN), serta merevisi Permen Nomor 3 tahun 2015 yang intinya memudahkan, mempercepat dan memberikan kepastian," jelas dia.
Untuk sektor mineral dan batubara (minerba), sambung mantan bos Pindad ini, kementeriannya memiliki agenda besar terkait perpanjangan kontrak para raksasa tambang seperti PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara (NTT).
Selain itu, sektor Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) membuat forum untuk memonitor perkembangan penggunaan energi terbarukan. "Ini saya rekap memasuki bulan kelima pemerintahan," pungkas Sudirman.
Menurutnya, citra yang terus dipupuknya itu membuat kepercayaan publik kepada Kementerian ESDM kian hari semakin terbangun.
"Selama empat bulan ini kita berusaha jaga keseimbangan untuk interaksi dengan stakeholder dan menata di dalam juga. Empat bulan masih belum apa-apa, masih sangat awal. Jadi kalau main bola baru 9 menit," ucapnya di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Lebih lanjut dia mengatakan, selama masa kerja yang hampir setengah tahun ini, dirinya juga telah melakukan penyegaran di sektor minyak dan gas, dengan membongkar pasang jajaran pejabat di Ditjen Migas Kementerian ESDM dan SKK Migas.
"Misalnya di Migas sudah lakukan penyegaran. Ada beberapa orang yang terpaksa di non-job kan untuk pembinaan, karena situasi di migas perlu disegarkan," imbuhnya.
Selain itu, telah dibentuk pula Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang digawangi oleh ekonom anyar, Faisal Basri dan telah menghasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk perbaikan dalam tata kelola migas. Rekomendasi ini akan digunakan untuk menyusun revisi UU Nomor 22/2001.
Sementara di sektor ketenagalistrikan, Kementerian ESDM terus mengupayakan terwujudnya ambisi Jokowi untuk program kelistrikan 35 ribu megawatt (mw) yang didukung dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atas koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Kita juga membentuk Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN), serta merevisi Permen Nomor 3 tahun 2015 yang intinya memudahkan, mempercepat dan memberikan kepastian," jelas dia.
Untuk sektor mineral dan batubara (minerba), sambung mantan bos Pindad ini, kementeriannya memiliki agenda besar terkait perpanjangan kontrak para raksasa tambang seperti PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara (NTT).
Selain itu, sektor Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) membuat forum untuk memonitor perkembangan penggunaan energi terbarukan. "Ini saya rekap memasuki bulan kelima pemerintahan," pungkas Sudirman.
(izz)