MRT Belum Rampung, DKI Ajukan Light Mass Transport

Rabu, 25 Februari 2015 - 23:21 WIB
MRT Belum Rampung, DKI Ajukan Light Mass Transport
MRT Belum Rampung, DKI Ajukan Light Mass Transport
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengajukan pembangunan transportasi baru, yaitu Light Mass Transport (LMT) yang mirip dengan monorail. Padahal, proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang digadang akan mengurangi kemacetan Ibu Kota belum rampung.

Hal ini terungkap dalam rapat kabinet terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, yang membahas mengenai transportasi massal.

"Itu mirip dengan monorel, rute dari Cibubur masuk ke tengah kota dan nanti menggunakan badan jalan tol. Jadi, kita tidak ada masalah dengan pembebasan lahan," ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Selain Jakarta, lanjut dia, Surabaya dan Bandung Raya pun punya usulan sendiri mengenai transportasi massal yang baru. Surabaya mengajukan usulan kereta api double track dan MRT. Sementara Bandung masih belum memiliki kajian teknis.

Menurutnya, pembahasan mengenai transportasi massal yang diajukan tiga pemerintah daerah tersebut akan dilanjutkan di lembaganya. "Setelah kajian dituntaskan. Secepatnya ada pembicaran lebih lanjut di Bappenas, dari tiga pemda DKI, Jawa Barat dan Jawa Timur," tegasnya.

Andrinof menjelaskan, alasan tiga pemprov itu mengajukan transportasi massal baru karena kota tersebut memiliki area metropolitan. "Itu yang punya kota metropolitan. Bisa saja nanti ada Medan Raya, Makassar, sekarang ini dulu," imbuhnya.

Sayang, Andrinof masih enggan mengungkapkan asal dana untuk membangun megaproyek transportasi massal tersebut. Dia beralasan, masih perlu melakukan pertemuan selanjutnya dengan ke tiga pemprov tersebut.

"Itu yang termasuk nanti dilihat. Berapa APBN, APBD dan berapa swasta. Itu nanti setelah dikaji secara teknis bagaiamana yang tepat. Habis ini, siapin dan atur lagi. Nanti ada pertemuan lagi di Bappenas. Mungkin pertemuan dua kali lagi ketahuan biayanya," tandas Andrianof.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6216 seconds (0.1#10.140)