Genjot Diversifikasi Pangan, Pemerintah Gandeng Asing
A
A
A
JAKARTA - Kepala Bagian Umum Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pemerintah melalui Kementan berencana menggandeng investor asing untuk menggenjot diversifikasi pangan beras ke sejumlah komoditas lain.
Pasalnya, banyak investor asing yang tertarik terhadap potensi lahan di dalam negeri. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Meski menggandeng asing, namun porsi pembagian modal tetap didominasi oleh investor dalam negeri," kata Edhy usai sosialisasi investasi bidang pertanian di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Menurut dia, pembagian proporsi investasi masih akan didominasi pemodal domestik, yaitu maksimal 49% untuk asing, dan 51% untuk pribumi.
"Komposisi modal porsinya investor pribumi yang pertama, kemudian baru asing. Jadi statusnya lebih tinggi dari pada asing," imbuh Sarwo.
Lebih lanjut dia mengatakan, hampir seluruh daerah yang ada di Indonesia menjadi primadona investor asing, terutama di Jawa Barat, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun, secara keseluruhan semua daerah diminati.
"Kebanyakan, minat asing berinvestasi di sektor pertanian untuk melakukan budidaya, selain mereka juga minat di komoditas padi, jagung dan kedelai," tandasnya.
Pasalnya, banyak investor asing yang tertarik terhadap potensi lahan di dalam negeri. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Meski menggandeng asing, namun porsi pembagian modal tetap didominasi oleh investor dalam negeri," kata Edhy usai sosialisasi investasi bidang pertanian di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Menurut dia, pembagian proporsi investasi masih akan didominasi pemodal domestik, yaitu maksimal 49% untuk asing, dan 51% untuk pribumi.
"Komposisi modal porsinya investor pribumi yang pertama, kemudian baru asing. Jadi statusnya lebih tinggi dari pada asing," imbuh Sarwo.
Lebih lanjut dia mengatakan, hampir seluruh daerah yang ada di Indonesia menjadi primadona investor asing, terutama di Jawa Barat, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun, secara keseluruhan semua daerah diminati.
"Kebanyakan, minat asing berinvestasi di sektor pertanian untuk melakukan budidaya, selain mereka juga minat di komoditas padi, jagung dan kedelai," tandasnya.
(rna)