Bangun Infrastruktur, Indonesia Butuh Baja 17,46 Juta Ton

Kamis, 26 Februari 2015 - 17:42 WIB
Bangun Infrastruktur, Indonesia Butuh Baja 17,46 Juta Ton
Bangun Infrastruktur, Indonesia Butuh Baja 17,46 Juta Ton
A A A
BEKASI - Pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot pemerintah membutuhkan pasokan besi dan baja hingga 17,46 juta ton per tahun. Adapun nilai proyek infrastruktur sampai 2019 mencapai Rp5.519 triliun.

"Untuk itu setiap tahun kita butuh 17,46 juta ton. Ini sekaligus kesempatan emas bagi pelaku industri besi dan baja untuk memenuhinya," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat berkunjung ke kompleks produksi milik Gunung Steel Group di Cikarang Barat, Bekasi (26/2/2015).

Menperin merinci, industri prioritas ini adalah salah satu pendukung utama pembangunan infrastruktur, seperti jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan beberapa fasilitas lainnya.

Industri besi dan baja juga menopang industri lainnya karena menjadi bahan baku dasar bagi industri lainnya, antara lain industri galangan kapal (marine construction), industri di sektor oil and gas, industri alat berat (heavy equipment), automotif, dan elektronika.

"Artinya, industri ini tidak hanya mendukung sektor infrastruktur, bisnis konstruksi, namun juga disektor lain seperti kemaritiman," kata Saleh.

Dari jumlah perusahaan industri baja nasional sebanyak 352 buah, penyerapan tenaga kerjanya mencapai sebanyak 200.000 orang serta kapasitas yang dimiliki industri ini sebasar 14 Juta ton/tahun.

Sayang, impor baja lebih tinggi dibanding ekspor. Sepanjang 2014, nilai ekspor sebesar USD 2,23 miliar naik sebesar 16,91% dibanding tahun 2013 sebasar USD 1,91 miliar.

Sementara itu, kebutuhan baja domestik meningkat tajam dari 7,4 juta ton pada 2009 menjadi 12,7 ton pada 2014 dan akan meningkat terus seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kunjungan ini dalam rangka mengawal dan memastikan bahwa industri nasional, khususnya industri baja dapat berkembang ke arah yang lebih baik," ujar Menperin.

Dia juga meminta produsen baja dalam negeri perlu terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya guna memenuhi permintaan baja domestik dan menghindari ketergantungan yang tinggi terhadap baja impor.

Gunung Steel Group memiliki dua perusahaan yaitu PT Gunung Garuda yang memproduksi baja profil dan PT Gunung Raja Paksi yang memproduksi Hot Rolled Coil (HRC) dan Plat Baja. Total kapasitas produksi sebesar 1.300.000 ton/tahun.

"Kami berharap industri ini menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Direktur Utama PT Gunung Garuda, Endang Rasyid.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1272 seconds (0.1#10.140)