REI Usulkan Suku Bunga KPR FLPP 5%
A
A
A
SEMARANG - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) mengusulkan suku bunga KPR FLPP (fasilitas liquiditas pembiayaan perumahan) sebesar 5% atau paling besar 6,5%. Hal tersebut untuk mengejar pemenuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Saat ini, suku bunga KPR rumah komersial mencapai 14%, sedangkan suku bunga KPR FLPP 7,5%.
Ketua DPD REI Jateng MR Prijanto menuturkan dengan suku bunga semakin rendah maka nilai angsuran akan lebih murah dan terjangkau. “Kami juga mengusulkan supaya MBR mendapatkan bantuan uang muka sebesar Rp4 juta, perizinan untuk pembangunan rumah bersubsidi dipermudah dan sertifikat digratiskan,” ujarnya, Jumat (27/2/2015).
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Rumah Sederhana, Andi Kurniawan menyatakan, Kota Semarang sendiri masih membutuhkan sekitar 43.400 unit rumah. Harga tanah yang terus mengalami kenaikan menjadi salah satu kendala dalam pembangunan rumah bersubsidi terutama di Kota Semarang.
“Sebab itu, kawasan penyangga Kota Semarang, seperti Demak, Ungaran, dan Kendal terus dikembangkan untuk pembangunan perumahan bersubsidi. Dikembangkannya wilayah penyangga, mengingat di Kota Semarang sendiri sudah tidak memungkinkan membangun rumah sederhana,” tandasnya.
Ketua DPD REI Jateng MR Prijanto menuturkan dengan suku bunga semakin rendah maka nilai angsuran akan lebih murah dan terjangkau. “Kami juga mengusulkan supaya MBR mendapatkan bantuan uang muka sebesar Rp4 juta, perizinan untuk pembangunan rumah bersubsidi dipermudah dan sertifikat digratiskan,” ujarnya, Jumat (27/2/2015).
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Rumah Sederhana, Andi Kurniawan menyatakan, Kota Semarang sendiri masih membutuhkan sekitar 43.400 unit rumah. Harga tanah yang terus mengalami kenaikan menjadi salah satu kendala dalam pembangunan rumah bersubsidi terutama di Kota Semarang.
“Sebab itu, kawasan penyangga Kota Semarang, seperti Demak, Ungaran, dan Kendal terus dikembangkan untuk pembangunan perumahan bersubsidi. Dikembangkannya wilayah penyangga, mengingat di Kota Semarang sendiri sudah tidak memungkinkan membangun rumah sederhana,” tandasnya.
(dmd)