Holcim Awards 2015 Dimenangkan Mahasiswa UGM
A
A
A
JAKARTA - Holcim Awards 2015 sukses digelar. Pada kompetisi tahun ini, Pungky Dwi Arfanto, mahasiswa Desain Perkotaan (Urban Design) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyabet gelar juara pertama dalam kategori Next Generations, dan Yu Sing Liem dari Akanoma pada kategori Utama.
"Sebagai penyelenggara, kami bangga melihat antusiasme dan respons positif dari para peserta. Kompetisi skala nasional ini merupakan bentuk penghargaan kami kepada mereka,” ujar Vice President Sales Holcim Indonesia, sekaligus Ketua Panitia Holcim Awards 2015, Juhans Suryantan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Juhans menjelaskan kompetisi nasional Holcim Awards memilih para pemenang dalam dua kategori, yakni Kategori Utama dan Next Generations. Kategori Utama diperuntukkan bagi para insinyur, arsitek, kontraktor, dan pemilik proyek yang mengaplikasikan konsep konstruksi berkelanjutan pada proyek-proyek yang dibangunnya.
Sementara Next Generations terbuka bagi mahasiswa dan profesional muda dalam rentang usia 18–30 tahun yang ingin memperkaya ide dan disain mereka dengan konsep konstruksi berkelanjutan. Sebanyak 420 proyek yang dievaluasi oleh dewan juri merupakan para peserta dari kompetisi Holcim Awards Regional Asia Pasifik lalu.
“Para pemenang berhak atas hadiah berupa perjalanan mengunjungi proyek-proyek konstruksi berkelanjutan di Eropa dan Singapura, serta beasiswa,” terangnya.
Sebagai informasi, dalam kategori Next Generations, Pungky meraih juara I dalam proyek berjudul “Pasar Senen Yogya – Pasar Terintegrasi (Integrated Public Market)”. Posisi kedua disandang Ray Prasetya Thamrin dan tim, mahasiswa Arsitektur dari Universitas Indonesia dengan tema “Lingkungan Layak Huni (Livable Autonomous Circle)”. Sementara juara ketiga dicapai Muhammad Rochim, mahasiswa arsitektur dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta dengan judul "Pondok Pesantren Panti Asuhan "Hidayatur Rahman".
Sementara pada kategori utama. Yu Sing Liem dan tim dari Akanoma yang mengambil tema "Pusat Pendidikan Lingkungan (Environmental Education Center) di Gunungkidul" pada peringkat pertama. Juara kedua, Ian Singleton dan tim dari PanEco Foundation dengan tema "Reservasi Orangutan (Orangutan Haven)". Posisi ketiga, diisi Ary Indrajanto dan tim dari Aboday dengan tema "Beranda Jakarta di Museum Nasional Indonesia".
"Sebagai penyelenggara, kami bangga melihat antusiasme dan respons positif dari para peserta. Kompetisi skala nasional ini merupakan bentuk penghargaan kami kepada mereka,” ujar Vice President Sales Holcim Indonesia, sekaligus Ketua Panitia Holcim Awards 2015, Juhans Suryantan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Juhans menjelaskan kompetisi nasional Holcim Awards memilih para pemenang dalam dua kategori, yakni Kategori Utama dan Next Generations. Kategori Utama diperuntukkan bagi para insinyur, arsitek, kontraktor, dan pemilik proyek yang mengaplikasikan konsep konstruksi berkelanjutan pada proyek-proyek yang dibangunnya.
Sementara Next Generations terbuka bagi mahasiswa dan profesional muda dalam rentang usia 18–30 tahun yang ingin memperkaya ide dan disain mereka dengan konsep konstruksi berkelanjutan. Sebanyak 420 proyek yang dievaluasi oleh dewan juri merupakan para peserta dari kompetisi Holcim Awards Regional Asia Pasifik lalu.
“Para pemenang berhak atas hadiah berupa perjalanan mengunjungi proyek-proyek konstruksi berkelanjutan di Eropa dan Singapura, serta beasiswa,” terangnya.
Sebagai informasi, dalam kategori Next Generations, Pungky meraih juara I dalam proyek berjudul “Pasar Senen Yogya – Pasar Terintegrasi (Integrated Public Market)”. Posisi kedua disandang Ray Prasetya Thamrin dan tim, mahasiswa Arsitektur dari Universitas Indonesia dengan tema “Lingkungan Layak Huni (Livable Autonomous Circle)”. Sementara juara ketiga dicapai Muhammad Rochim, mahasiswa arsitektur dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta dengan judul "Pondok Pesantren Panti Asuhan "Hidayatur Rahman".
Sementara pada kategori utama. Yu Sing Liem dan tim dari Akanoma yang mengambil tema "Pusat Pendidikan Lingkungan (Environmental Education Center) di Gunungkidul" pada peringkat pertama. Juara kedua, Ian Singleton dan tim dari PanEco Foundation dengan tema "Reservasi Orangutan (Orangutan Haven)". Posisi ketiga, diisi Ary Indrajanto dan tim dari Aboday dengan tema "Beranda Jakarta di Museum Nasional Indonesia".
(dmd)