Kata Sudirman Said Soal Kenaikan Harga Premium
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan, penyebab naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium (RON 88) karena adanya selisih harga minyak yang melewati batas.
Harga minyak di pasar Singapura (MOPS) mengalami kenaikan sepanjang Februari 2015 sekitar USD55-USD70/barel. Sedangkan rata-rata indeks pasar minyak solar (MOPS gasoil) pada periode yang sama naik sekitar USD62-USD74/barel.
Dia, menjelaskan sesuai dengan kesepakatan ketika rapat dengan komisi VII DPR beberapa waktu lalu, harga BBM ditinjau setiap dua pekan sesuai dengan pergerakan harga minyak dunia.
"Sesuai dengan kesepakatan ketika rapat dengan komisi VII. Kalau selisih harga dari bulan ke bulan tidak besar, maka kita pakai harga yang sama," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/3/2015).
Menurutnya, pada bulan lalu selisih harga di pasar sudah besar, sehingga ada penyesuaian harga premium.
"Tren bulan lalu terlihat bahwa BBM itu kira- kira mengalami kenaikan. Ditambah juga kebetulan dolar Amerika (USD) menguat," jelas Sudirman.
Artinya, rupiah yang sedah mengalami pelemahan, sehingga berpengaruh pada harga keekonomian. "Jadi kita putuskan naikan harga premium," pungkasnya.
Sekadar informasi, harga BBM jenis premium mulai 1 Maret 2015 untuk wilayah penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) naik Rp200/liter menjadi Rp6.900/liter. Sedangkan untuk wilayah di luar Jamali naik Rp100 menjadi Rp6.800/liter.
Sementara harga BBM bersubsidi jenis solar dan minyak tanah tidak mengalami perubahan harga. Harga solat tetap Rp6.400/liter dan minyak tanah bertahan di harga Rp2.500/liter.
Harga minyak di pasar Singapura (MOPS) mengalami kenaikan sepanjang Februari 2015 sekitar USD55-USD70/barel. Sedangkan rata-rata indeks pasar minyak solar (MOPS gasoil) pada periode yang sama naik sekitar USD62-USD74/barel.
Dia, menjelaskan sesuai dengan kesepakatan ketika rapat dengan komisi VII DPR beberapa waktu lalu, harga BBM ditinjau setiap dua pekan sesuai dengan pergerakan harga minyak dunia.
"Sesuai dengan kesepakatan ketika rapat dengan komisi VII. Kalau selisih harga dari bulan ke bulan tidak besar, maka kita pakai harga yang sama," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/3/2015).
Menurutnya, pada bulan lalu selisih harga di pasar sudah besar, sehingga ada penyesuaian harga premium.
"Tren bulan lalu terlihat bahwa BBM itu kira- kira mengalami kenaikan. Ditambah juga kebetulan dolar Amerika (USD) menguat," jelas Sudirman.
Artinya, rupiah yang sedah mengalami pelemahan, sehingga berpengaruh pada harga keekonomian. "Jadi kita putuskan naikan harga premium," pungkasnya.
Sekadar informasi, harga BBM jenis premium mulai 1 Maret 2015 untuk wilayah penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) naik Rp200/liter menjadi Rp6.900/liter. Sedangkan untuk wilayah di luar Jamali naik Rp100 menjadi Rp6.800/liter.
Sementara harga BBM bersubsidi jenis solar dan minyak tanah tidak mengalami perubahan harga. Harga solat tetap Rp6.400/liter dan minyak tanah bertahan di harga Rp2.500/liter.
(rna)