Indonesia Masih Kekurangan Kapasitas Smelter
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar menegaskan, bahwa kapasitas smelter (pengolahan bijih) yang sudah terbangun ataupun yang akan dibangun belum mencukupi target. Setelah 2025, produksi konsentrat nasional diperkirakan akan mencapai 4,6 juta ton.
Sementara, smelter PT Freeport Indonesia di Gresik dan rencana pembangunan smelter yang akan dibangun di Papua, seluruhnya baru sanggup mengolah 3,9 juta ton konsentrat.
"Pada 2025, produksi Freeport diperkirakan mencapai 3-3,8 juta ton konsentrat. Sedangkan produksi Newmont ditaksir mencapai 1,75 juta ton. Adapun produksi konsentrat Gorontalo Mining ditaksir sekitar 200.000-400.000 ton, sedangkan produksi konsentrat Kalimantan Surya Kencana ditaksir sekitar 200.000 ton," jelas Sukhyar.
Melihat proyeksi produksi dari empat KK besar tersebut, Sukhyar memperhitungkan smelter yang ada dan rencana smelter yang dibangun PT Freeport Indonesia termasuk yang di Papua, masih kurang. Belum termasuk PT Sumbawa Mining serta Izin Usaha Pertambangan (IUP),
"Hingga saat ini belum ada pihak yang berencana membangun smelter tersebut. Namun, jika ada investor masuk, maka pembangunan smelter paling lambat harus dimulai pada 2022. Sehingga pada 2025 sudah bisa menerima pasokan," pungkasnya.
Sementara, smelter PT Freeport Indonesia di Gresik dan rencana pembangunan smelter yang akan dibangun di Papua, seluruhnya baru sanggup mengolah 3,9 juta ton konsentrat.
"Pada 2025, produksi Freeport diperkirakan mencapai 3-3,8 juta ton konsentrat. Sedangkan produksi Newmont ditaksir mencapai 1,75 juta ton. Adapun produksi konsentrat Gorontalo Mining ditaksir sekitar 200.000-400.000 ton, sedangkan produksi konsentrat Kalimantan Surya Kencana ditaksir sekitar 200.000 ton," jelas Sukhyar.
Melihat proyeksi produksi dari empat KK besar tersebut, Sukhyar memperhitungkan smelter yang ada dan rencana smelter yang dibangun PT Freeport Indonesia termasuk yang di Papua, masih kurang. Belum termasuk PT Sumbawa Mining serta Izin Usaha Pertambangan (IUP),
"Hingga saat ini belum ada pihak yang berencana membangun smelter tersebut. Namun, jika ada investor masuk, maka pembangunan smelter paling lambat harus dimulai pada 2022. Sehingga pada 2025 sudah bisa menerima pasokan," pungkasnya.
(izz)