BI Ramal Tekanan Harga 6 Bulan Mendatang Turun
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang diperkirakan menurun dari bulan sebelumnya.
Hal tersebut tercermin dari indeks ekspektasi harga (IEH) enam bulan mendatang sebesar 162,7 lebih rendah dari 171,3 pada bulan sebelumnya. "Kembali normalnya permintaan pasca Hari Raya Idul Fitri di tengarai mendorong perlambatan kenaikan harga jual secara umum," katanya di Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Secara regional, pelemahan IEH enam bulan mendatang terjadi pada 11 kota yang disurvei, dengan penurunan indeks terbesar terjadi di Kota Manado, dan DKI Jakarta.
Berdasarkan survei konsumen BI, peningkatan porsi tabungan terhadap pendapatan masih berlanjut dari bulan sebelumnya. Tercermin dari meningkatnya savings to income ratio sebesar 0,2% menjadi 20,2% pada Februari 2015.
Sementara, porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan pada Februari 2015 juga meningkat sebesar 0,1% menjadi 14,3%.
Dia mengatakan, sejalan dengan melemahnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang, konsumen memperkirakan peningkatan jumlah tabungan pada enam bulan akan melambat dari bulan sebelumnya.
"Sementara itu, perkembangan pinjaman pada enam bulan mendatang diperkirakan semakin meningkat," pungkas Tirta.
Hal tersebut tercermin dari indeks ekspektasi harga (IEH) enam bulan mendatang sebesar 162,7 lebih rendah dari 171,3 pada bulan sebelumnya. "Kembali normalnya permintaan pasca Hari Raya Idul Fitri di tengarai mendorong perlambatan kenaikan harga jual secara umum," katanya di Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Secara regional, pelemahan IEH enam bulan mendatang terjadi pada 11 kota yang disurvei, dengan penurunan indeks terbesar terjadi di Kota Manado, dan DKI Jakarta.
Berdasarkan survei konsumen BI, peningkatan porsi tabungan terhadap pendapatan masih berlanjut dari bulan sebelumnya. Tercermin dari meningkatnya savings to income ratio sebesar 0,2% menjadi 20,2% pada Februari 2015.
Sementara, porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan pada Februari 2015 juga meningkat sebesar 0,1% menjadi 14,3%.
Dia mengatakan, sejalan dengan melemahnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang, konsumen memperkirakan peningkatan jumlah tabungan pada enam bulan akan melambat dari bulan sebelumnya.
"Sementara itu, perkembangan pinjaman pada enam bulan mendatang diperkirakan semakin meningkat," pungkas Tirta.
(izz)