Restrukturisasi Mesin TPT Rp100 M

Kamis, 05 Maret 2015 - 10:24 WIB
Restrukturisasi Mesin...
Restrukturisasi Mesin TPT Rp100 M
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian tahun ini menyiapkan anggaran Rp100 miliar untuk program pemberian insentif bagi industri mesin tekstil (TPT), produk tekstil, alas kaki, serta industri penyamakan kulit yang melakukan peremajaan mesin.

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, selama kurun waktu 2007- 2014, anggaran yang telah terserap melalui program ini mencapai Rp1,18 triliun atau rata-rata sebesar Rp168,5 miliar per tahun. “Program ini sudah berlangsung selama 7 tahun. Dan, memang sudah ada peningkatan produktivitas. Sehingga, (restrukturisasi) ini terus kita lakukan,” ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, kemarin.

Saleh menjelaskan, dalam program ini Kemenperin memberikan insentif sebesar 10% dari harga mesin bagi industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki, dan industri penyamak kulit yang membeli mesin baru guna merestrukturisasi mesin yang sudah lama atau rusak. “Maksimum (insentif per industri) sebesar Rp3 miliar, itu cukup membuat masing-masing industri bisa menaikkan produktivitasnya. Pemerintah membayarkan 10% dari pembelian mesin,” jelas dia.

Menperin menegaskan, supaya program ini dilaksanakan secara merata. Artinya, tidak dinikmati seorang atau beberapa orang pengusaha saja. “Kita dorong agar merata. Ini sesuai masukan dari BPK serta BPKP dan kita prioritaskan industri yang belum pernah mendapat dana program,” tegas Saleh.

Saleh menegaskan, melalui program ini, Kemenperin menargetkan pencapaian investasi yang dilakukan oleh ketiga industri tersebut sebesar Rp1 triliun atau USD80 juta, dengan penciptaan kesempatan kerja minimal 10.000 orang. Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin Harjanto mengatakan, selama periode 2007-2014, anggaran yang terserap melalui program ini mencapai Rp1,18 triliun.

Program ini juga mampu menstimulus kegiatan investasi mesin/ peralatan yang dilakukan oleh dunia usaha sebesar Rp14,84 triliun. Menurutnya, program ini mampu menaikkan produktivitas sebesar 6-10%, efisiensi energi sebesar 5-9%, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 241.835 orang.

“Ke depan, industri ini bisa berkontribusi dalam menstimulus target investasi nonmigas sebesar Rp270 triliun, khususnya untuk industri yang lebih ke hulu,” ujar Harjanto. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menyambut positif program ini. Bahkan, dia menyatakan bahwa industri tekstil nasional saat ini telah siap berkompetisi secara global.

Dia mengakui, restrukturisasi mesin tekstil yang telah berlangsung tujuh tahun ini berdampak positif bagi industri tekstil yang sebelumnya dinyatakan kalangan perbankan masuk dalam kategori sunset industry. “Kita sudah siap berdaya saing secara global,” kata Ade. Di Tanah Air, industri tekstil, alas kaki dan penyamakan kulit tergolong industri strategis.

Kontribusi penyerapan tenaga kerjanya mencapai 15,1% dari seluruh tenaga kerja industri manufaktur nasional. Jumlah tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil berkisar 1,5 juta orang. Sementara, industri alas kaki dan barang jadi dari kulit melibatkan 700.000 orang. Dengan demikian, kedua industri ini menyumbang lapangan kerja bagi 2,2 juta orang.

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1961 seconds (0.1#10.140)