Mandiri DPLK Fokuskan Segmen Ritel
A
A
A
JAKARTA - Mandiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) tahun ini fokus pada segmen ritel seiring dengan peluncuran produk terbaru yakni Mandiri DPLK Smile. Produk ini menawarkan dua paket investasi seperti investasi di pasar uang konvensional dan investasi di pasar uang syariah.
“Melalui paket investasi yang lebih sederhana dan lebih mudah di mengerti masyarakat, terutama nasabah Bank Mandiri, kami berharap dapat menggugah kesadaran dan ketertarikan orang untuk berinvestasi melalui Mandiri DPLK,” kata Direktur Mandiri DPLK Rudi Rahman saat peluncuran DPLK Smile di Jakarta kemarin.
Dia melanjutkan, produk ini didesain agar lebih mudah ditawarkan di cabang-cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha. Melalui produk Mandiri DPLK Smile, Rudi menargetkan jumlah peserta sebanyak 92.880 orang di seluruh kantor cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha hingga akhir 2015. Sedangkan total asset under management (AUM) ditarget mencapai Rp458,8 miliar dengan asumsi iuran bulanan peserta sebesar Rp200.000.
“Harapannya, kami dapat meningkatkan dana kelolaan hingga sekitar 50% pada akhir tahun ini,” ungkap Rudi. Dia mengatakan, manfaat tambahan yang diberikan Mandiri DPLK Smile adalah pertanggungan personal accident sebesar Rp5 juta per rekening. Di samping itu, nasabah Mandiri DPLK Smile akan mendapat beberapa keuntungan seperti angsuran yang murah mulai Rp100.000 serta pengembalian yang sudah optimal, karena produk Smile basisnya hanya di deposito baik syariah maupun konvensional.
Bunganya pun spesial, karena deposito dari Mandiri DPLK tidak dikenai pajak 20%. “Sehingga, rata-rata posisi Mandiri DPLK mencapai 10,5% dari pasar uang di tahun 2014,” terang dia. Direktur Komersial DPLK Febrina Amrah Putri menambahkan, pemasaran produk dilakukan secara bertahap. Sebagai pilot project, Mandiri DPLK Smile akan dipasarkan di Jakarta.
Kemudian pada kuartal III/2015 mulai dipasarkan di seluruh Jawa dan Sumatera. “Kami akan mengevaluasi pemahaman dan respons nasabah saat menjalankan pilot project ,” imbuhnya. Nantinya, produk tersebut bakal menyasar tenaga kerja produktif usia 18-35 tahun. Sementara, target peserta individu diperkirakan mencapai 30-40% dari total target 92.880 nasabah.
Dia melanjutkan, produk ini telah mendapatkan izin dari OJK pada akhir Januari 2015 dan sudah dapat diakses oleh masyarakat di 2.312 kantor cabang dan Mandiri Mitra Usaha Bank Mandiri di seluruh Indonesia. Hingga 31 Desember 2014, jumlah dana kelolaan Mandiri DPLK tercatat sebesar Rp3,69 triliun atau meningkat 1.659% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan jumlah peserta Mandiri DPLK pada Desember 2014 sebanyak 39.053 orang, atau meningkat 86% secara tahunan. Adapun, komposisi peserta tersebut meliputi 92% kepesertaan Group dan 8% kepesertaan individu. Pihaknya menarget pertumbuhan dana kelolaan atau AUM sampai akhir tahun ini sekitar 40% atau Rp5,49 triliun dengan jumlah peserta sekitar 112.000 atau tumbuh 189%.
Kunthi fahmar sandy
“Melalui paket investasi yang lebih sederhana dan lebih mudah di mengerti masyarakat, terutama nasabah Bank Mandiri, kami berharap dapat menggugah kesadaran dan ketertarikan orang untuk berinvestasi melalui Mandiri DPLK,” kata Direktur Mandiri DPLK Rudi Rahman saat peluncuran DPLK Smile di Jakarta kemarin.
Dia melanjutkan, produk ini didesain agar lebih mudah ditawarkan di cabang-cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha. Melalui produk Mandiri DPLK Smile, Rudi menargetkan jumlah peserta sebanyak 92.880 orang di seluruh kantor cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha hingga akhir 2015. Sedangkan total asset under management (AUM) ditarget mencapai Rp458,8 miliar dengan asumsi iuran bulanan peserta sebesar Rp200.000.
“Harapannya, kami dapat meningkatkan dana kelolaan hingga sekitar 50% pada akhir tahun ini,” ungkap Rudi. Dia mengatakan, manfaat tambahan yang diberikan Mandiri DPLK Smile adalah pertanggungan personal accident sebesar Rp5 juta per rekening. Di samping itu, nasabah Mandiri DPLK Smile akan mendapat beberapa keuntungan seperti angsuran yang murah mulai Rp100.000 serta pengembalian yang sudah optimal, karena produk Smile basisnya hanya di deposito baik syariah maupun konvensional.
Bunganya pun spesial, karena deposito dari Mandiri DPLK tidak dikenai pajak 20%. “Sehingga, rata-rata posisi Mandiri DPLK mencapai 10,5% dari pasar uang di tahun 2014,” terang dia. Direktur Komersial DPLK Febrina Amrah Putri menambahkan, pemasaran produk dilakukan secara bertahap. Sebagai pilot project, Mandiri DPLK Smile akan dipasarkan di Jakarta.
Kemudian pada kuartal III/2015 mulai dipasarkan di seluruh Jawa dan Sumatera. “Kami akan mengevaluasi pemahaman dan respons nasabah saat menjalankan pilot project ,” imbuhnya. Nantinya, produk tersebut bakal menyasar tenaga kerja produktif usia 18-35 tahun. Sementara, target peserta individu diperkirakan mencapai 30-40% dari total target 92.880 nasabah.
Dia melanjutkan, produk ini telah mendapatkan izin dari OJK pada akhir Januari 2015 dan sudah dapat diakses oleh masyarakat di 2.312 kantor cabang dan Mandiri Mitra Usaha Bank Mandiri di seluruh Indonesia. Hingga 31 Desember 2014, jumlah dana kelolaan Mandiri DPLK tercatat sebesar Rp3,69 triliun atau meningkat 1.659% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan jumlah peserta Mandiri DPLK pada Desember 2014 sebanyak 39.053 orang, atau meningkat 86% secara tahunan. Adapun, komposisi peserta tersebut meliputi 92% kepesertaan Group dan 8% kepesertaan individu. Pihaknya menarget pertumbuhan dana kelolaan atau AUM sampai akhir tahun ini sekitar 40% atau Rp5,49 triliun dengan jumlah peserta sekitar 112.000 atau tumbuh 189%.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)