Menperin Surati Jokowi Soal Gas Teluk Bintuni
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan, pihaknya telah menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pasokan gas untuk pembangunan kawasan industri di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Seperti diketahui, pembangunan kawasan industri di Teluk Bintuni masih terganjal pasokan gas bumi yang belum memadai. Salah satu investor, Ferrostaal GmbH menginginkan pasokan gas bumi sebesar dua trillion cubic feet (tcf), namun hingga sekarang belum ada kejelasan mengenai kapan pasokan gas ini dialirkan ke kawasan tersebut.
"Tentu kami juga sudah menyampaikan kepada Kementerian ESDM, termasuk juga menyurati Presiden agar ini dapat diambil langkah yang cepat," ucapnya di kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Menurutnya, percepatan pemberia pasokan gas tersebut akan mempercepat rencana pembangunan industri di Teluk Bintuni. Dengan demikian, pertumbuhan perekonomian di kawasan Indonesia Timur pun akan semakin meningkat.
"Sehingga, rencana pembangunan industri di Teluk Bintuni ini dapat terbangun. Mereka (Ferrostaal) juga setelah ketemu saya kemarin, mereka ketemu dengan Wapres," jelas dia.
Sekadar informasi, kerja sama Indonesia dan Jerman soal pabrik tersebut sudah dimulai hampir dua tahun lalu. Pada Maret 2013, mantan Presiden SBY telah melakukan pertemuan dengan Direktur Ferrostaal GmbH Klaus Lesker.
Rencananya, pabrik yang menelan investasi sebesar USD2 miliar tersebut ditargetkan dapat beroperasi pada 2019.
Seperti diketahui, pembangunan kawasan industri di Teluk Bintuni masih terganjal pasokan gas bumi yang belum memadai. Salah satu investor, Ferrostaal GmbH menginginkan pasokan gas bumi sebesar dua trillion cubic feet (tcf), namun hingga sekarang belum ada kejelasan mengenai kapan pasokan gas ini dialirkan ke kawasan tersebut.
"Tentu kami juga sudah menyampaikan kepada Kementerian ESDM, termasuk juga menyurati Presiden agar ini dapat diambil langkah yang cepat," ucapnya di kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Menurutnya, percepatan pemberia pasokan gas tersebut akan mempercepat rencana pembangunan industri di Teluk Bintuni. Dengan demikian, pertumbuhan perekonomian di kawasan Indonesia Timur pun akan semakin meningkat.
"Sehingga, rencana pembangunan industri di Teluk Bintuni ini dapat terbangun. Mereka (Ferrostaal) juga setelah ketemu saya kemarin, mereka ketemu dengan Wapres," jelas dia.
Sekadar informasi, kerja sama Indonesia dan Jerman soal pabrik tersebut sudah dimulai hampir dua tahun lalu. Pada Maret 2013, mantan Presiden SBY telah melakukan pertemuan dengan Direktur Ferrostaal GmbH Klaus Lesker.
Rencananya, pabrik yang menelan investasi sebesar USD2 miliar tersebut ditargetkan dapat beroperasi pada 2019.
(izz)