Manulife Aset Manajemen Catat Dana Kelolaan Rp52 T
A
A
A
JAKARTA - PT Manulife Aset Managemen Indonesia (MAMI) mencatatkan total dana kelolaan pada tahun lalu sebesar Rp52,57 triliun, meningkat 18% dibanding 2013.
Director of Busines Development PT Manulife Aset Management Indonesia Putut E Andanawarih mengatakan bahwa capaian tersebut mayoritas dikontribusi dari reksa dana saham dan pendapatan tetap (fixed income).
"Saat ini paling besar di saham, 40% berasal dari saham, 40% pada fixed income, dan sisanya campuran dan pasar uang. Untuk target AUM 2015, kita belum bisa kasih karena memengaruhi investor," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Menurutnya, tips untuk berinvestasi secara aman adalah mengenal dengan siapa uang tersebut diinvestasikan, dan jangan tergiur dengan imbal hasil (return) tinggi yang diberikan.
"Cara orang awam investasi yang dicari adalah return. Istilahnya taruh uang di orang jangan lihat return-nya tapi siapa yang terima uang. Bisa balikin saat kita butuh tidak, siapa dia itu paling penting. Kebanyakn bodong kalau return-nya tinggi," jelas Putut.
Selain itu, cermati dan lebih peduli pada produk maupun manajer investasi (MI) yang menawarkan produk tersebut dan pastikan telah mendapat izin dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Director of Busines Development PT Manulife Aset Management Indonesia Putut E Andanawarih mengatakan bahwa capaian tersebut mayoritas dikontribusi dari reksa dana saham dan pendapatan tetap (fixed income).
"Saat ini paling besar di saham, 40% berasal dari saham, 40% pada fixed income, dan sisanya campuran dan pasar uang. Untuk target AUM 2015, kita belum bisa kasih karena memengaruhi investor," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Menurutnya, tips untuk berinvestasi secara aman adalah mengenal dengan siapa uang tersebut diinvestasikan, dan jangan tergiur dengan imbal hasil (return) tinggi yang diberikan.
"Cara orang awam investasi yang dicari adalah return. Istilahnya taruh uang di orang jangan lihat return-nya tapi siapa yang terima uang. Bisa balikin saat kita butuh tidak, siapa dia itu paling penting. Kebanyakn bodong kalau return-nya tinggi," jelas Putut.
Selain itu, cermati dan lebih peduli pada produk maupun manajer investasi (MI) yang menawarkan produk tersebut dan pastikan telah mendapat izin dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
(rna)