Proposal Kesiapan Pertamina Kelola Blok Mahakam Dikaji
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan akan mengkaji proposal kesiapan PT Pertamina (persero) mengelola Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur pasca habis masa kontrak Total E&P Indonesie pada 2017.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, proposal kesiapan pengelolaan Blok Mahakam telah diterima oleh Menteri ESDM Sudirman Said pada Senin (2/3/2015). Inti proposal dari Pertamina menyatakan kesiapannya mengelolan Blok Mahakam.
"Prosesnya seperti apa, nanti kami pelajari dan semoga Maret bisa segera diputuskan," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Terkait permintaan Total E&P Indonesie yang meminta masa transisi selama lima tahun, pihaknya menegaskan tidak ada aturan masa transisi. Intinya, lanjut Widhyawan, pemerintah secara penuh ingin menyerahkan Blok Mahakam kepada negara.
"Tidak ada aturan soal masa transisi. Pertamina juga tidak harus berkolaborasi dengan Total," tandasnya.
Menurut dia, para pekerja yang saat ini masih di bawah Total E&P Indonesie dan Pertamina diminta mempersiapkan diri untuk mengambil alih ketika kontrak kerja berakhir.
"Saya kira perlu dibicarakan dengan Total dari sekarang. Kalau tidak waktunya terlalu mepet," kata dia.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, proposal kesiapan pengelolaan Blok Mahakam telah diterima oleh Menteri ESDM Sudirman Said pada Senin (2/3/2015). Inti proposal dari Pertamina menyatakan kesiapannya mengelolan Blok Mahakam.
"Prosesnya seperti apa, nanti kami pelajari dan semoga Maret bisa segera diputuskan," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Terkait permintaan Total E&P Indonesie yang meminta masa transisi selama lima tahun, pihaknya menegaskan tidak ada aturan masa transisi. Intinya, lanjut Widhyawan, pemerintah secara penuh ingin menyerahkan Blok Mahakam kepada negara.
"Tidak ada aturan soal masa transisi. Pertamina juga tidak harus berkolaborasi dengan Total," tandasnya.
Menurut dia, para pekerja yang saat ini masih di bawah Total E&P Indonesie dan Pertamina diminta mempersiapkan diri untuk mengambil alih ketika kontrak kerja berakhir.
"Saya kira perlu dibicarakan dengan Total dari sekarang. Kalau tidak waktunya terlalu mepet," kata dia.
(rna)