Siap Bangun Kilang, Indonesia Targetkan Tidak Lagi Impor BBM Tahun 2026

Minggu, 31 Mei 2020 - 14:28 WIB
loading...
Siap Bangun Kilang,...
Refinery Development Master Plan milik Pertamina di Balikpapan. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tengah berupaya membangun 2 kilang minyak baru (Grass Root Refinery/GRR) di Bontang dan Tuban, serta pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) eksisting di Dumai, Balikpapan, Balongan dan Cilacap. Dengan terbangunnya proyek-proyek tersebut, Indonesia akan terbebas dari impor BBM pada tahun 2026.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat mengungkapkan, pada 2019, Indonesia masih mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebanyak 24,7 juta KL atau 33%. Sedangkan produksi BBM dari kilang dalam mencapai 50,9 juta KL atau 67%.

Berdasarkan prognosa supply dan demand BBM tahun 2020-2026, Indonesia akan terbebas dari impor BBM tahun 2026, ketika seluruh RDMP dan GRR rampung dibangun.

"Saat itu, produksi diperkirakan 87,4 juta KL, sementara kebutuhan atau demand mencapai 85,1 juta KL," kata Hidayat di Jakarta, Minggu (31/5/2020).

Hidayat memaparkan, pemerintah menyusun prognosa kebutuhan BBM ini dengan asumsi kenaikan permintaan sebesar 3,16% per tahun.

"Prognosa ini berdasarkan ketersediaan data yang ada dan proyek-proyek kilang yang sedang dibangun dan akan selesai tahun berapa, serta berapa besar produksinya dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri," papar Hidayat.

Tahun 2020-2021, produksi BBM diperkirakan stagnan, namun kebutuhan terus meningkat. "Dua tahun pertama, produksi BBM dari kilang-kilang dalam negeri masih stagnan. Sementara demand terus tumbuh dan mengacu pada pertumbuhan ekonomi, demand tumbuh 3,16% per tahun," kata dia.

Tahun 2022 diperkirakan ada tambahan produksi BBM dari RDMP Balongan. Saat itu, impor BBM diperkirakan 25,9 juta KL dan produksi BBM dalam negeri sebesar 47,8 juta KL. Kebutuhan BBM diperkirakan 74,7 juta KL.

Rampungnya RDMP Balikpapan tahun 2023, menyumbang tambahan produksi BBM sehingga total produksi mencapai 57,5 juta KL dan impor turun tipis menjadi 25 juta KL. Kebutuhan BBM diproyeksikan sebesar 77,3 juta KL.

Untuk tahun 2024, kebutuhan BBM diperkirakan 80 juta KL, produksi BBM tetap 57,5 juta KL dan impor 25,9 juta KL.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1766 seconds (0.1#10.140)