JK Ajak Muhammadiyah Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat
A
A
A
YOGYAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengajak warga Muhammadiyah untuk menumbuhkan ekonomi sosial masyarakat lantaran Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah belum mampu menjadi negara maju karena menghadapi tantangan, terutama ekonomi dan sosial.
Menurut JK, ada sesuatu yang telah dilupakan bangsa dan masyarakat, sehingga membuat kondisi rakyat Indonesia masih ketinggalan dari negara lain. JK menyebut jika perbandingan antara orang miskin dan orang kaya di Indonesia saat ini masih belum seimbang.
"Perbandingan antara orang kaya dan miskin masih tinggi. Dari seratus orang hanya 10 orang yang sejahtera dan dikategorikan kaya. Ini bukan perbandingan yang bagus dan membuktikan kalau ada sesuatu yang telah kita lupakan," katanya saat menjadi keynote speech dalam pembukaan Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (7/3/2015).
Karena itu, kata JK, peran Muhammadiyah harus lebih memperhatikan dakwahnya dalam bidang muamalah, yakni ekonomi dan sosial. Hal yang penting dibahas dan diperhatikan adalah kekayaan sumber daya alam Indonesia, jumlah penduduknya yang terus meningkat, akan tetapi belum mampu menjadi negara maju.
"Bangsa ini kenapa masih belum maju-maju? Salah satunya karena masyarakat kita masih menjadi masyarakat konsumen, bukan produsen," katanya.
Masalah ekonomi, juga belum diperhatikan dengan baik. Padahal agama Islam yang dibawa ke negeri ini lewat jalur perdagangan. Bahkan, KH Amad Dahlan yang mendirikan organisasi Muhammadiyah ini juga dikenal sebagai pedagang.
"Ini yang seharusnya menjadi introspeksi bersama, sebenarnya juga menjadi tantangan kita ke depan," tuturnya.
Untuk itu, kata JK, keliru jika masih ada yang anggapan bahwa menjadi pedagang atau bergerak di bidang ekonomi itu masih menjadi hal yang tabu.
Bahkan, lanjut dia, di lokasi pasar segala pergerakan ekonomi masyarakat dan negara bisa berjalan. Bahkan, bisa ikut membantu memajukan perekonomian negara dan umat.
Agar bisa berperan bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia, JK meminta Muhammadiyah untuk tetap menjaga kekuatan serta turut membantu menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini.
Menurut JK, ada sesuatu yang telah dilupakan bangsa dan masyarakat, sehingga membuat kondisi rakyat Indonesia masih ketinggalan dari negara lain. JK menyebut jika perbandingan antara orang miskin dan orang kaya di Indonesia saat ini masih belum seimbang.
"Perbandingan antara orang kaya dan miskin masih tinggi. Dari seratus orang hanya 10 orang yang sejahtera dan dikategorikan kaya. Ini bukan perbandingan yang bagus dan membuktikan kalau ada sesuatu yang telah kita lupakan," katanya saat menjadi keynote speech dalam pembukaan Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (7/3/2015).
Karena itu, kata JK, peran Muhammadiyah harus lebih memperhatikan dakwahnya dalam bidang muamalah, yakni ekonomi dan sosial. Hal yang penting dibahas dan diperhatikan adalah kekayaan sumber daya alam Indonesia, jumlah penduduknya yang terus meningkat, akan tetapi belum mampu menjadi negara maju.
"Bangsa ini kenapa masih belum maju-maju? Salah satunya karena masyarakat kita masih menjadi masyarakat konsumen, bukan produsen," katanya.
Masalah ekonomi, juga belum diperhatikan dengan baik. Padahal agama Islam yang dibawa ke negeri ini lewat jalur perdagangan. Bahkan, KH Amad Dahlan yang mendirikan organisasi Muhammadiyah ini juga dikenal sebagai pedagang.
"Ini yang seharusnya menjadi introspeksi bersama, sebenarnya juga menjadi tantangan kita ke depan," tuturnya.
Untuk itu, kata JK, keliru jika masih ada yang anggapan bahwa menjadi pedagang atau bergerak di bidang ekonomi itu masih menjadi hal yang tabu.
Bahkan, lanjut dia, di lokasi pasar segala pergerakan ekonomi masyarakat dan negara bisa berjalan. Bahkan, bisa ikut membantu memajukan perekonomian negara dan umat.
Agar bisa berperan bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia, JK meminta Muhammadiyah untuk tetap menjaga kekuatan serta turut membantu menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini.
(rna)